BALIKPAPAN-Aksi penipu melalui telepon mulai beraksi lagi. Meski belum ada yang buat laporan resmi, masyarakat diminta waspada. Modusnya pelaku menelepon dengan suara menangis tersedu-sedu, mengaku sedang di kantor polisi.
Seperti dialami Sucipto (43) Jumat (15/11) pagi. Telepon Android-nya berdering. Tidak ada nama penelpon, hanya angka. Karena tidak kenal nomor 085965883241 handphone tak diangkat.
Beberapa menit kemudian, telepon kembali berdering. Pegawai restoran itu kemudian coba mengangkatnya. “Saat saya terima, ada suara perempuan menangis,” ungkapnya. Kemudian perempuan tadi dengan suara tak jelas karena sedang menangis, menyebut, “Pak ini anakmu, aku ditangkap polisi,” ucapnya.
Dirinya sempat panik beberapa detik, lalu sadar. “Anak saya perempuan ada di rumah setelah saya hubungi,” ujarnya. Soal aksi penipuan itu, sudah dia ketahui. “Karena banyak teman-teman saya kasih informasi, katanya pelaku suara perempuan pura-pura nangis,” tuturnya.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana menyatakan, aksi penipuan menggunakan telepon ini, pihaknya sudah pernah mendengar. Meski belum ada menjadi korban, diharapkan masyarakat jangan mudah percaya.
“kalau menerima kabar, cek dulu kebenarannya, jangan panik. Tetap berpikir rasional,” kata Ade. Menurutnya, kalau perlu cek dulu nomor bersangkutan. Misalnya ada keluarga tertimpa musibah dan memang benar-benar meminta bantuan.
Ada pula calon korban beberapa saat setelah menerima SMS, memberi kabar anak keduanya yang kuliah di Bandung masuk rumah sakit karena kecelakaan, (lihat grafis). Pelaku meminta kirim duit untuk biaya awal. Namun, sebelum ia ke anjungan tunai mandiri (ATM), terlebih dahulu telepon anaknya.
Saat ditelepon, si anak, sedang berada di kampusnya, tidak mengalami kecelakaan. Modus penipu lainnya, pencatutan nama salah seorang pejabat negara, salah satunya polisi yang dapat memuluskan suatu kasus pidana.
Sehingga, calon korban yang kebetulan ada keluarganya tersangkut pidana, kemudian diminta menyetorkan sejumlah uang agar dapat bebas atau hukumannya diringankan. “Modusnya mereka menghubungi nomor calon korban secara acak,” paparnya. (aim/ms/k15)
Berbagai modus penipuan melalui SMS maupun telepon beredar di masyarakat:
1. Mengabarkan anaknya kecelakaan di sekolah, butuh segera biaya kemudian minta cepat transfer uang.