Lantang Sampaikan Pesan Feminisme

- Jumat, 15 November 2019 | 13:17 WIB

Charlie’s Angels versi baru tidak hanya melanjutkan eksistensi film sebelumnya. Karya besutan Elizabeth Banks tersebut ’’disegarkan” kembali dengan muatan ekstra: nilai-nilai feminisme. 

 

WOMEN can do anything. Begitu kata Sabina Wilson (Kristen Stewart) pada awal cerita. Para mata-mata perempuan terlatih dan ber-skill tinggi, yang disebut Angels, tersebar di seluruh dunia. Mereka bekerja dalam tim kecil untuk menuntaskan misi yang diberikan Charlie –kode samaran dari Townsend Agency buat klien mereka.

Misi Angels kali ini adalah menyelamatkan Calisto, teknologi energi hijau berkelanjutan. Teknologi tersebut dikembangkan ilmuwan Elena Houghlin (Naomi Scott). Meski ramah lingkungan dan berpotensi besar, Calisto bisa berbahaya jika jatuh di tangan mereka yang tidak bertanggung jawab.

Untuk melindungi Calisto, Townsend Agency mengirim Sabina dan Jane Kano (Ella Balinska), Angels ’’lulusan” program MI-6, untuk bekerja sama dengan Elena. Bersama mantan Angels Susan Bosley (Elizabeth Banks) serta para pemimpin misi lainnya, ketiganya pun melalui banyak misi berbahaya.

Charlie’s Angels versi baru menyuguhkan action yang tidak main-main. Ketiga Angels yang jadi tokoh utama mengeksekusi adegan pertarungan dengan tepat. Pesan bermuatan nilai feminisme disampaikan dengan lantang. Bahkan di beberapa bagian, terasa dipaksakan. Formula eye candy khas franchise pun tetap dipertahankan. Ada momen ketika para Angels tampil berbalut pakaian mewah hingga kemunculan Noah Centineo dan Sam Claflin.

Bisa dibilang, reboot Charlie’s Angels cukup di luar dugaan. Terlepas perbandingan dengan versi-versi sebelumnya, film yang juga dibintangi Patrick Stewart itu tersaji apik. Kontributor Hollywood Reporter Beandrea July menilai film tersebut layak disejajarkan dengan film action lain seperti Bourne atau Mission: Impossible.

Owen Gleiberman dari Variety pun sependapat. ’’Kalau Angels versi 2000 adalah film pop, yang kali ini adalah heavy metal,” paparnya. Meski demikian, Charlie’s Angels garapan Banks dinilai punya kekurangan dalam hal plot cerita. ’’Ide ceritanya amat solid. Namun, saat memasuki konflik, pace cerita berantakan dan plotnya jadi rumit,” ulas Kenneth Turan, kontributor Los Angeles Times. Hal serupa diungkap dalam kritik Lindsey Bahr di Associated Press. ’’Tidak lebih segar daripada trio Charlie’s Angels versi 2000 dan soundtrack Destiny’s Child-nya,” ulasnya. (fam/c7/jan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X