Imbau UKM Manfaatkan Warehouse

- Jumat, 15 November 2019 | 10:12 WIB

SIDOARJO– Perusahaan e-commerce Lazada agresif menggaet usaha kecil dan menengah (UKM) agar mau memanfaatkan warehouse atau gudangnya. Dengan begitu, para pelaku UKM bisa menekan biaya operasional sekaligus mengalokasikan sebagian besar waktu mereka untuk memikirkan pengembangan bisnis.

Head of Surabaya Warehouse Lazada Indonesia Guntur Wasiso menyebutkan, saat ini Lazada memiliki 12 gudang di seluruh Indonesia. Khusus di Jatim, ada dua warehouse Lazada. Yaitu, di Sidoarjo dan Osowilangun, Gresik. ’’Yang terbesar memang di Sidoarjo ini. Luasnya 9.000 meter persegi dengan kapasitas penyimpanan barang mencapai sejuta item,’’ jelasnya kemarin (14/11).

Sayangnya, lanjut Guntur, dari kapasitas penyimpanan sejuta itu, tingkat keterisiannya masih kecil. Hanya sekitar 300 ribu item. Komposisinya, 70 persen diisi ritel besar dan 30 persen untuk produk UKM.

Tujuan utama Lazada membangun gudang di tanah air adalah mendekatkan diri kepada seller dan konsumen. Dulu, sebelum ada gudang di Jatim, seller terpaksa menaruh barangnya di gudang Lazada di Jakarta. Karena itulah, dibutuhkan upaya lebih besar dan waktu yang lebih lama. Akibatnya, barang juga lama sampai ke tangan konsumen. Selain itu, ongkir (ongkos kirim) lebih mahal.

’’Dengan adanya gudang di sini, kami bisa membantu konsumen dan seller di Jatim lebih cepat dalam mendapatkan dan mengirim barang,’’ papar Guntur.

SVP Traffic Operations Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro mengungkapkan, gudang mereka punya layanan FBL (fulfillment by Lazada). FBL adalah layanan manajemen logistik yang disediakan Lazada untuk membantu pelaku usaha mengelola operasional bisnis. Di antaranya, jasa penyediaan pikap barang dari tempat seller, gudang penyimpanan untuk barang seller, dan packing barang untuk seller. Selain itu, Lazada melayani retur barang dari pelanggan ke gudang Lazada.

’’Ini cocok untuk UKM karena mereka tidak perlu lagi bingung ngurus packing barang, pengiriman, dan sebagainya. Mereka hanya duduk manis dan berfokus memikirkan strategi penjualan tanpa harus ribet ngurus kegiatan operasional,’’ terang Haikal.

Namun, Haikal mengakui bahwa masih banyak UKM yang belum memanfaatkan warehouse. Alasan utamanya, mindset UKM bahwa charge untuk masuk ke gudang Lazada mahal.

’’Memang setiap orderan yang menggunakan FBL selalu kena charge. Padahal, jika tidak memakai FBL, para seller itu juga sebenarnya mengeluarkan biaya yang mungkin lebih mahal untuk pegawai,’’ tegasnya. (car/c14/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB

Di Balikpapan, Kunjungan ke Mal Naik 23 Persen

Senin, 15 April 2024 | 17:45 WIB

Libur Lebaran, Okupansi Hotel di Kaltim Meningkat

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB

Supaya Aman, Membeli Properti pun Ada Caranya

Senin, 15 April 2024 | 10:30 WIB
X