LONDON- Rafael Nadal merupakan salah satu petarung hebat di dunia tennis. Di setiap poin, game, dan set, semangat juang petenis Spanyol itu selalu terlihat jelas. Kesempatan itu tersaji ketika dia menghadapi delegasi Rusia Daniil Medvedev dalam laga lanjutan ATP Finals 2019.
Pemain kidal itu berhasil bangkit setelah tertinggal 1-5 di set ketiga. Nadal nyaris tersingkir lebih cepat setelah Medvedev tampil begitu agresif. Pengalaman, daya juang dan mental juara yang dimiliki Nadal akhirnya menjadi pembeda.
"Pada momen seperti itu, Anda bermain dengan tidak banyak tekanan, karena Anda nyaris kalah," kata Nadal sebagaimana dikutip ATP Tour. Hasil akhir menjadi milik petenis gondrong tersebut. Dia menang lewat tiga set, 6(3)-7(7), 6-3, 7(7)-6(4).
Sebuah comeback epik dari petenis nomor satu dunia saat ini. Hasil tersebut sekaligus memperpanjang napasnya di ajang ATP Finals. Setidaknya dia masih bisa memperjuangkan laga pemungkas fase grup melawan petenis termuda di turnamen tersebut Stafanos Tsitsipas (Yunani).
Penampilan agresif Medvedev tidak diragukan. Dia mencetak 21 ace, sedangkan Nadal hanya dua kali. Tetapi, Nadal memanfaatkan tempo dengan bermain rally. Itu terbukti ampuh membuat Medvedev sedikit kelimpungan pasca leading 5-1. Nadal membikin 36 poin pengembalian dari sedangkan Medvedev dengan 35 poin.
"Daniil sangat tangguh secara mental. Dia sudah menunjukkan kepada semua orang apa yang dia raih sepanjang tahun ini. Jika Anda tidak bisa menjadi sangat solid secara mental, jujur saja itu tidak akan mungkin terjadi," terang petenis 33 tahun tersebut.
Medvedev sepanjang tahun ini tampil begitu impresif. Dia berhasil delapan kali melaju ke final ATP Tour 2019. Empat di antaranya berakhir dengan kemenangan. Yakni di Shanghai Masters, St Petersburg Terbuka, ATP Masters 1000 Cincinnati, dan Sofia Terbuka.
Sedangkan empat turnamen lainnya berakhir dengan kekalahan. Uniknya, dua kali Medvedev kalah dari Nadal di babak pemungkas. Yakni di final Amerika Serikat Terbuka dan Rogers Cup.
Medvedev masalah mental bertanding mengambil peran krusial atas kekalahannya. "Ada banyak hal yang untuk diceritakan yang tidak bagus tentang mentalitas dan sikap saya. Mudah-mudahan saya tidak mendapatkan pertandingan seperti ini dalam karir saya," sebutnya via Tennis.com.
Sementara itu, posisi Nadal saat ini diuntungkan menuju penghujung tahun. Dengan satu kemenangan di fase grup, jelas akan menyulitkan pesaing terdekatnya, Novak Djokovic untuk mengejar gap saat ini. Untuk kembali ke singgasana tunggal putra dunia, Nole-sapaan karib Djokovic-wajib menjadi juara ATP Finals. (nap)