SAMARINDA–Petugas pemadam kebakaran kali ini harus bekerja lebih keras. Kebakaran terjadi pada Selasa (12/11) sekira pukul 15.00 Wita di Jalan Gunung Merbabu, Gang Batu Karya, RT 15, Samarinda Ulu. Permukiman yang padat penduduk dan akses jalan hanya selebar 1 meter, membuat truk para penakluk api tidak bisa mendekat ke titik api.
Para petugas harus menarik slangnya lebih jauh, sekira 50 meter dari truknya. Meski saat itu hujan sedang turun. Material bangunan yang terbuat dari kayu, menyebabkan kebakaran mudah membesar.
Ramainya kerumunan warga juga menjadi salah satu tantangan yang dihadapi. Salah satu petugas juga sampai menggunakan pengeras suara agar sejumlah warga tak mendekat.
Karena amukan jago merah, tercatat dua bangunan tersisa arang. Dua rumah lain juga ikut terkena imbasnya.
Kaltim Post bertemu Ita (52), saksi mata. Dia menjelaskan, saat kejadian berlangsung, sedang mandi dan bersiap melaksanakan salat Ashar. Saat mendengar pekikan seorang warga adanya kebakaran, dia langsung bergegas keluar rumahnya. Saat menengok dari beranda rumahnya, alangkah terkejutnya Ita melihat si jago merah melahap rumah tetangganya.
"Saya buru-buru keluar, pas lihat sudah besar apinya, ini sampai saya sampai terbaik," tuturnya sambil memegang bajunya.
Warga bernama Sarbino yang rumahnya terbakar pun menangis histeris. Dia juga berkali-kali menanyakan keberadaan istri dan anaknya.
"Istri saya Pak, tadi saya sedang bekerja, saya dihubungi rumah kebakaran, istri dan anak saya Pak," ucapnya sambil menangis.
Petugas yang menggunakan pengawas suara juga berkali-kali memanggil istri dan anak Sarbino. Beruntung, anak dan istrinya saat kebakaran terjadi tengah di muka Gang Batu Karya.
Satu jam kemudian, tepatnya 16.00 Wita, amukan jago merah berhasil dijinakkan petugas. Sebanyak 16 jiwa harus kehilangan rumah karena kebakaran tersebut.
Hery Suhendra selaku humas Damkar mengatakan, penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti. Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pastinya kebakaran tersebut. (*/dad/dns/k8)
