Penelitian Mahasiswa Ini, Kedondong Jadi Anti-Kudis dan Gatal-Gatal

- Rabu, 13 November 2019 | 11:40 WIB

Tidak hanya dimanfaatkan buahnya saja, pohon kedondong yang hidup di daerah tropis, daunnya juga berguna. Memiliki kandungan steroid, flavonoid, dan triterpenoid yang memiliki fungsi sebagai antiseptik.

 

SEVTIA EKA NOVARITA, Sleman, Radar Jogja

 

Banyaknya obat antikudis dan gatal di pasaran yang masih menggunakan bahan kimiawi, membuat dua mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Dian Saputra dan Furi Ningsih Sri Sukowati, berinisiatif memanfaatkan bahan alam. Yaitu daun kedondong yang dapat digunakan sebagai antibakteri.

Penggunaan bahan alami itu telah tercetus sejak Dian duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Dan mulai dikembangkannya ketika ia kuliah. Hal ini didasarkan pada banyaknya penyakit kulit scabies atau kudis yang dialami santri di pondok pesantren.

Meskipun masih dalam tahap eksperiman, penelitian yang dilakukan bertujuan mendeskripsikan hasil uji organoleptik, kadar air, dan PH sabun herbal ekstrak daun kedondong. Selain itu untuk mengetahui analisis densitas serta analisis bilangan penyabunan herbal ekstrak daun kedondong.

Setelah melewati analisis bilangan penyabunan dan analisis densitas, sabun “Sadis Soap” ini menunjukkan bahwa sabun herbal ekstrak daun kedondong telah memenuhi syarat mutu sabun untuk standar bilangan penyabunan.

“Hanya dengan bahan baku daun kedondong yang telah diekstrak, dan ditambahkan dengan campuran bahan pembuat sabun seperti minyak virgin coconut oil (vco) dan minyak zaitun,” jelas Dian kemarin (12/11).

Hasi uji organoleptiknya, tambah Dian, adalah tekstur keras seperti sabun pada umumnya. Dengan penampilan menarik dan aroma yang cukup harum. Sabun yang dihasilkan memiliki rentang pH ± 9 dan memiliki jumlah kadar air 14,80 persen. Hal ini sudah memenuhi syarat untuk pembuatan sabun.

Sedangkan untuk hasil analisis bilangan penyabunan, diperoleh nilai bilangan penyabunan sebesar 234,8181056 mg NaOH per gram. Hasil analisis ini sesuai dengan literatur bahwa bilangan penyabunan untuk minyak kelapa adalah berkisar 251-263 mg NaOH per gram. Sehingga berdasarkan analisis bilangan penyabunan bahwa sabun herbal ekstrak daun kedondong sudah memenuhi syarat mutu sabun untuk standar bilangan penyabunan.

Untuk lama produksi, Dian mengaku bisa membuat sabun dalam waktu sehari sesuai dengan keinginan. Meskipun demikian, eksperimen ini masih terus dikembangkan untuk diuji lebih lanjut agar bisa digunakan secara umum.

Selain itu, perlu dilakukan kajian klinis lebih mendalam ataupun mengombinasikan dengan bahan lainnya. “Agar lebih efektif menghilangkan kudis dan gatal, serta memberikan varian keharuman lain agar lebih bervariasi,” tambah Dian. (laz)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kaji Umrah Backpacker, Menag Terbang ke Saudi

Jumat, 22 Maret 2024 | 20:22 WIB
X