Ini Motif Aksi Teror yang Selama Ini Terjadi

- Rabu, 13 November 2019 | 10:51 WIB

JAKARTA—Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) terus mencari cara mencegah kelompok teroris berkembang. Salah satunya dengan mempelajari motif dari sebuah aksi teror. Hasilnya cukup menarik, kendati didominasi faktor ideologi ternyata ada faktor lain yang ikut memicu aksi teror.

Kasubdit Kontra Propaganda Direktorat Pencegahan Deputi I BNPT Kolonel Sujatmiko mengatakan, soal motif dari pelaku aksi teror itu telah diteliti sejumlah lembaga. Salah satunya, Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP). ”Hasilnya ada enam faktor yang menjadi motif sebuah aksi teror,” jelasnya.

Untuk faktor pertama yang menjadi motif adalah ideologi agama dengan presentase 45.5 persen. Faktor ideologi ini yang paling mendominasi dalam aksi teror yang terjadi di Indonesia. Lalu, terdapat faktor solidaritas komunal dengan presentase 20 persen. ”Pelaku teror melakukan aksi hanya karena solidaritas,” ujarnya.

Selanjutnya, faktor mob mentality juga menjadi alasan pelaku melakukan aksi terorisme. Presentasenya mencapai 12,7 persen. Mob mentality ini merupakan mental ikut-ikutan. ”Ya, karena lingkungannya,” terangnya.

Untuk faktor keempat, pelaku teror bermotif balas dendam dengan presentase 10,9 persen. Dia menjelaskan bahwa motif kelima dengan presentase 9,1 perse karena situsional dan terakhir dengan presentase 1,8 persen motifnya separatisme. ”Itulah semua motif dari aksi teror yang terjadi di Indonesia,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, dari semua motif tersebut tentunya bsia menjadi arah untuk BNPT dan Polri dalam menyelesaikan persoalan terorisme. Untuk ideologi itu artinya kontraradikalisasi dan deradikalisasi itu perlu untuk diperkuat. ”Sehingga, menekan pelaku teror bermotif ideologi,” terangnya.

Yang menarik itu soal adanya faktor balas dendam. Dia menjelaskan bahwa fenomena ini tentunya perlu direspon dengan baik. salah satunya, memperlakukan tahanan kasus teror dengan manusiawi. ”Sehingga, penanganan terorisme tidak justru memicu terjadinya aksi teror,” ungkapnya.

Al Chaidar menjelaskan, saat ini pemerintah juga harus waspada soal potensi munculnya kelompok teroris baru. Perlu segera memetakan kemungkinan kelompok baru ini muncul dari mana. ”Jangan sampai kelompok baru ini terbentuk,” urainya. (idr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X