Dua Anak Sepiyana Terdiagnosis Stunting

- Selasa, 12 November 2019 | 13:06 WIB

Namanya Coralina. Di usia 6 tahun ini, berat badannya hanya 6,1 kg dan tingginya 72,5 cm. Dokter menyebut dia mengalami stunting. Kondisi serupa dialami sang adik. Di antara penyebabnya, perkawinan dini dan rendahnya pendidikan.

 

FERLYNDA PUTRI, Pangkep, Jawa Pos

 

SEHARUSNYA tahun ini Coralina bersekolah di TK. Namun, kenyataannya, anak Pulau Sailus, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, itu baru mulai belajar berjalan. Ketika dipanggil, dia menengok. Matanya yang cekung menatap pemilik suara. Namun, dia tidak menjawab.

Enam tahun lalu Coralina lahir di usia kehamilan 7 bulan. Ibunya, Sepiyana, masih berusia 15 tahun. Berat badan lahirnya 2.200 gram. Adik Coralina, Al Ghazali, memiliki cerita sama. Mereka dinyatakan stunting.

Dokter Ayu Novita Kartikaningtyas yang waktu itu menjadi relawan di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) mewawancarai 10 anak. ”Tujuh anak di antaranya stunting,” ucap lulusan Universitas Brawijaya, Malang, tersebut kemarin (11/11).

Sepiyana adalah salah satu kader kesehatan di Puskesmas Sailus. Coralina sudah mendapatkan treatment dari puskesmas. Perkembangannya sudah membaik. Dokter Asyraf Djamaludin yang juga menjadi relawan RSTKA sempat memberikan assesment lanjut terhadap Coralina.

Menurut dia, kemampuan kognitif bocah tersebut tidak bisa berkembang lebih baik. ”Otak berhenti tumbuh sampai usia 18 bulan. Setelah itu, tengkorak rapat,” ujar pria yang tengah menempuh pendidikan spesialis anak di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, tersebut.

Namun, bukan berarti tak ada harapan untuk bocah itu. Psikomotorik dan psikososialnya harus diasah lagi. Menurut Asyraf, dua hal tersebut cukup membuat Coralina mandiri. ”Dia sudah mulai pinter,” ujarnya.

Pekerjaan rumah lainnya adalah menjamin nutrisi. Imunisasi lengkap dan tambahan untuk Coralina juga harus dipenuhi. Seharusnya Sepiyana dan ibu-ibu lain memenuhi kualitas gizi anak sejak dalam kandungan. Bahkan, sebelum hamil, menurut Asyraf, remaja perempuan juga harus menjaga gizinya. Setidaknya agar tidak mengalami anemia. Pernikahan dini masih menjadi momok. ”Padahal, ada risiko belum paham pola pengasuhan,” ucapnya.

Camat Liukang Tangaya Aminullah Umar mengatakan, pernikahan dini di wilayahnya masih menjadi persoalan. Menurut ceritanya, jika sudah bisa menyelam untuk mencari ikan, laki-laki boleh menikah. Bahkan, ada tradisi, sebelum bekerja, laki-laki disarankan untuk menikah dulu. ”Sementara perempuan tidak bisa menolak ketika sudah dipilih oleh lelaki untuk dikawini,” tutur pria 55 tahun itu.

Menurut dia, salah satu upaya untuk menyelesaikan persoalan tersebut terkait dengan akses pendidikan. Setidaknya jika kesempatan sekolah tinggi, pernikahan dapat ditunda. Di kecamatan tersebut, sayangnya, hanya ada tiga SMA. Padahal, Liukang merupakan wilayah yang terdiri atas 25 pulau dengan total penduduk 19.582 jiwa. Sebanyak 90 persen penduduk bekerja sebagai nelayan.

Pemerintah desa, menurut dia, sudah berusaha melarang pernikahan dini. Namun, ketika tidak dibolehkan, calon pengantin menikah secara agama. Lalu, saat anak mereka akan bersekolah, barulah pasangan tersebut melapor dan dinikahkan secara negara. Semua dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan surat-menyurat.

Liukang Tangaya dikaruniai kekayaan laut yang beragam. Nelayan dapat dengan mudah mencari ikan-ikan besar, gurita, cumi-cumi, dan hasil laut lainnya. Rumput laut dapat tumbuh subur. Pohon kelapa berjejer memagari laut. Sayang, semua hasilnya dijual ke luar pulau untuk memenuhi kehidupan orang kota.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X