Merdeka dari Gelap, tapi Susah Sinyal Telepon Seluler

- Selasa, 12 November 2019 | 12:56 WIB

Kampung ini sudah terkenal keindahannya dan jadi destinasi wisata. Tak sekadar itu, Kampung Teluk Sumbang di Kecamatan Biduk-Biduk, Berau tersebut menyimpan kisah yang berkontribusi menekan emisi karbon. Urusan energi, wilayah itu selangkah lebih maju.

 

NOFIYATUL CHALIMAH, Biduk-Biduk

 

LAYAR ponsel menunjukkan tulisan no service. Pertanda tak ada sinyal. Malam itu, gelap begitu pekat, ketika mobil membelah jalan buruk tak beraspal. Namun, secercah cahaya dari sorot lampu putih menunjukkan bahwa sebentar lagi masuk perkampungan. Guncangan tak lagi terasa. Rupanya jalan berubah jadi aspal mulus.

Delapan jam berkendara dari Tanjung Redeb, mobil akhirnya masuk di Kampung Teluk Sumbang. Sebuah kampung di Berau yang berbatasan dengan Kutai Timur atau tepat di “hidung” Pulau Kalimantan. Kampung itu terkenal dengan wisata air terjun, pulau-pulau, dan pantai berpasir putih.

Kisah itu benar rupanya. Saat pagi pemandangan bukit yang berpadu dengan pantai pasir putih dan air laut, memanjakan mata. Listrik pun terus menyala. Namun, sayangnya jaringan telepon tak ada sama sekali. Hanya titik tertentu sinyal ada. Itu pun lemah.

“Itu sudah, Teluk Sumbang masalahnya adalah sinyal. Lima bulan lalu Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) dan Telkom sudah datang tapi belum ada info sampai sekarang,” keluh Abdul Karim, kepala Kampung Teluk Sumbang.

Padahal, kampungnya sudah menyiapkan tanah 600 meter persegi untuk tower tersebut. Meski belum merdeka dari blank spot, Teluk Sumbang telah merdeka dari kegelapan sejak tahun lalu. Kampung itu terang karena pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang memproduksi 400 kWh dan di-backup dengan pembangkit listrik tenaga mikro-hidro (PLTM). Namun, pemakaian kampung ini hanya 30 kWh.

“Pembangkit listrik ini bantuan dari LSM (lembaga swadaya masyarakat) dari Amerika. Kami dibelikan alat, dibangunkan, dan dilatih. Beberapa bulan kemarin kami minus. Pendapatan paling Rp 7 juta. Namun, kalau lima bulan ke depan, insyaallah bisa sampai Rp 13 juta, jadi tak minus lagi. Bisa sumbang pendapatan kampung,” ungkap Rujeham, ketua supervisor Teluk Sumbang Energy, badan usaha milik kampung yang menaungi pembangkit listrik tersebut.

Kampung itu adalah daerah kunjungan. Ada beberapa destinasi wisata di Teluk Sumbang. Di antaranya, pantai, Pulau Kaniungan, dan beberapa air terjun. Salah satunya, Air Terjun Bidadari yang masih asri. Untuk mencapai air terjun itu, harus menyusuri hutan selama 45 menit hingga satu jam. Dengan jalanan yang cukup menantang, karena hutan masih begitu alami.

Hutan yang alami inilah yang menjadi alasan Teluk Sumbang masuk 150 desa program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF). Yaitu sebuah program upaya penurunan emisi karbon dari Bank Dunia. Kaltim jadi provinsi pertama di Indonesia yang ditunjuk dalam program itu dan bakal jadi percontohan.

“Bagi 150 kampung yang berhasil menjaga kelestariannya, dapat insentif USD 110 juta. Targetnya di Kaltim adalah melindungi 6,5 juta hektare lahan,” terang Tim Ahli Social Development Forrest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) Akhmad Wijaya.

Teluk Sumbang punya potensi. Di kawasan ini hidup masyarakat adat. Ada empat suku yang berdampingan yakni suku Dayak Basap, Bajau, Bugis, dan Mandar. Sejauh ini, kehidupan mereka berbaur harmonis dengan alam. Masyarakat banyak bergantung pada alam. Mayoritas masyarakat di sana adalah nelayan dan petani. Air pun mereka dapat dari sumber air pegunungan yang masyarakat sekitar sebut Gunung Hantu.

Seperti salah satu warga suku Dayak Basap Yusfinus yang menggantungkan nafkahnya dari alam. Ditemani anjing hitamnya, lelaki tua itu mencari nafkah dari hutan dan berladang. Dia tak menjadi nelayan karena tidak memiliki perahu. Namun, dengan berladang saja dia bisa menghidupi keluarganya. “Tanam-tanam padi, ubi, dan pisang,” ucapnya sembari terus melempar senyum.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X