Merawat Biuku, Cikal Bakal Objek Wisata di Damit

- Senin, 11 November 2019 | 13:52 WIB

Banyaknya populasi biuku dimanfaatkan warga Desa Damit, Kecamatan Paser Belengkong, untuk menarik perhatian pengunjung. Kini habitat biota sungai sejenis kura-kura itu ramai dikunjungi peneliti dan pencinta hewan.

 

BIUKU atau kura-kura sungai Kalimantan itu banyak didapati di sekitar Desa Damit dan Olong Pinang. Setiap Minggu banyak peneliti maupun pencinta hewan berkunjung ke konservasi swadaya milik komunitas di desa itu. Pekan lalu, 230 biuku di lepas ke habitatnya dan masih sekitar 500 ekor tukik (anakan biuku) dalam perawatan.

Bila sudah berumur 1 tahun dan layak lepas, warga akan kembali melepasnya ke alam.

"Alhamdulillah tiap Minggu ada saja yang berkunjung melihat konservasi biuku ini. Dampaknya perlahan dirasakan warga sekitar yang berjalan dan menjaga parkir. Kami berharap, ada wadah khusus yang lebih menarik bisa dikunjungi dan wadah edukasi," ujar Paser Pantai Biuku (PBB), Hartono kepada Kaltim Post, kemarin (10/11).

Komunitas itu terbentuk sejak 2017, berkat kepedulian para pemudi Paser pemerhati lingkungan itu akhirnya memiliki kolam kecil berukuran 3x4, di dalamnya kini berisi tukik  ratusan ekor yang siap dilepas kembali ke habitatnya jika sudah berumur lebih 4 bulan. Kini, jumlahnya pun sampai 500 lebih dan terus berkembang dijaga warga sekitar.

Hartono berharap, pemerintah bisa lebih fokus mengembangkan potensi wisata fauna ini. Sekaligus menjaga populasinya agar tidak punah. Keberadaan biuku di sekitar Sungai Kandilo memang sejak lama. 

Hartono menuturkan, tidak ada keuntungan yang bisa didapat dari pelestarian biota ini. Hal itu dilakukan murni karena peduli terhadap sesama makhluk hidup. Karena itu, dia berharap, ada perhatian khusus dari pemerintah agar bisa membantu melestarikan reptil berkaki empat tersebut.

Bahkan, warga sekitar pernah menemukan ukuran terbesar biuku sebesar parabola. “Tapi akhirnya dikembalikan lagi ke sungai saat ditemukan. Saking besarnya harus dua orang dewasa yang mengangkat,” tuturnya.

Biasanya biuku bertelur antara Mei sampai Agustus. Yang ditakutkan jika telurnya dan menetas di tepi sungai. Tukik rawan mati diserang predator lain. Karena itu, pentingnya ada penangkaran atau konservasi resmi di bawah naungan pemerintah.

Saat melihat langsung proses bertelur sampai menetas, dari 400 telur yang dilahirkan, hanya 150 yang berhasil. Sisanya rusak dan sebagian ada yang dimangsa biota lain karena tidak terjaga. Padahal, menurut dia, perlu ada pengawasan sampai biuku berumur 4 bulan, setelah itu baru dilepas kembali ke habitatnya.

Hartono berharap, keberadaan biuku ini bisa seperti penyu di Pulau Sangalaki, Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, yang menjadi lokasi wisata nasional bahkan dunia.

"Bukan hal mustahil nantinya di sini jadi pusat pariwisata Kaltim yang bisa menarik wisatawan mancanegara berkunjung atau pun penelitian. Selama ini hanya perusahaan di Paser yang mendukung beberapa bantuan dan hanya setahun sekali ada acara khusus pelepasan seperti Minggu lalu," lanjutnya.

Biuku merupakan satu di antara 29 spesies kura-kura air tawar di Indonesia. Habitat mereka nyaris punah karena diburu dan adanya predator. Habitat biuku atau tutong di Kabupaten Paser menyebar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kandilo, Desa Damit, Kecamatan Pasir Belengkong   karena di kawasan sungai tersebut berpasir.  

Aktivitas mereka lebih sering di air dan hanya sesekali muncul ke daratan untuk berjemur atau bertelur. Maraknya perdagangan telur dan konsumsi daging biuku merupakan tantangan besar dalam program konservasi satwa langka tersebut.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X