Bandara APT Pranoto Ditutup, Penumpang di Sepinggan Bertambah Sekitar 90 Ribu

- Senin, 11 November 2019 | 00:21 WIB

BALIKPAPAN-Bandara APT Pranoto, Samarinda bakal ditutup sementara selama 20 hari. Kondisi itu akan berdampak ke pengalihan penumpang menuju Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. Lapangan terbang terbesar di Kaltim itu pun siap menyambut kedatangan penumpang.

Adapun penerbangan reguler di Bandara APT Pranoto mencapai 46 kali per hari. Sementara pergerakan penumpang rata-rata 4.500 orang per hari. Akibat dari penutupan lapangan terbang di Samarinda Utara itu, sedikitnya ada penambahan sekitar 90 ribu penumpang di Bandara SAMS Sepinggan.

Merespons itu, General Manager Angkasa Pura (AP) I Farid Indra Nugraha mengaku, pihaknya mendukung rencana penutupan mengingat itu keperluan industri penerbangan. “Ada upaya pemerintah untuk mengalihkan. Jika nanti Bandara APT Pranoto ditutup, kami pasti siap membantu atau back-up,” ujarnya.

Farid menuturkan, AP I telah mengetahui rencana penutupan Bandara APT Pranoto. Pihaknya turut dilibatkan dalam rapat tersebut. Apalagi ini masalah penting karena menyangkut pelayanan kepada penumpang.

Selama pengalihan penumpang itu, Bandara SAMS Sepinggan tidak mengalami kendala atau persiapan khusus. “Jadi jadwal di Bandara APT Pranoto seperti dikembalikan ke Bandara Sepinggan. Tidak ada masalah, karena kondisi sebelumnya juga penumpang sebesar itu,” katanya.

Sehingga kapasitas bandara juga masih mencukupi menampung para penumpang. Diketahui, Bandara SAMS Sepinggan memiliki kapasitas 5-10 juta penumpang per tahun. AP I sebagai pengelola Bandara SAMS Sepinggan mengaku siap menampung penumpang yang dialihkan sementara dari Bandara APT Pranoto yang ditutup. “Total pergerakan penumpang di Kaltim 11 ribu, tapi sempat turun juga,” imbuhnya.

Farid menjelaskan, masalah keamanan dan keselamatan dalam industri penerbangan adalah hal utama. Tidak bisa main-main atau dipandang sebelah mata. Bahkan regulator pasti tidak mau ambil keputusan gegabah.

Menurutnya, rencana penutupan bandara untuk sementara bertujuan meningkatkan standar keamanan dan keselamatan. Sehingga merupakan keputusan yang tepat. Sebab prinsipnya memang harus dilakukan perbaikan. Tak ada opsi lain untuk menjaga faktor keamanan tersebut. Baik bagi penumpang dan maskapai sebagai pemberi jasa penerbangan.

Namun hal yang terpenting, perbaikan itu juga harus melihat dari sisi kerusakan yang seberapa parah. Termasuk bagaimana metode pengerjaan, dan berapa besar anggaran yang tersedia untuk perbaikan. “Sebab semua itu akan memengaruhi bagaimana kualitas dan safety yang tercipta nanti,” ujarnya.

Dia berharap sebisa mungkin perbaikan sebaiknya harus bisa menyelesaikan seluruh “penyakit” sekaligus. Tidak hanya mengejar waktu, namun membuat masalah bisa muncul lagi pada kemudian hari.

Sehingga kelengkapan fasilitas terutama dari sisi safety yang dimiliki bandara harus menjadi pertimbangan. Farid menjelaskan, keberadaan bandara harus memerhatikan faktor 3S+ 1C yaitu. Safety, security, services, dan compliance dalam dunia penerbangan. Ada beberapa hal yang masuk dalam faktor tersebut. Misalnya keberadaan lampu runway hingga taxiway, perimeter pagar, serta tim pertolongan kecelakan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP PK) yang memadai.

Semua itu menjadi persyaratan utama dan bersifat wajib. Prosedur dan fasilitas itu harus tersedia untuk mengantisipasi peristiwa mendadak di bandara. Sehingga masyarakat tidak dirugikan jika terjadi hal yang tak diinginkan. Dengan aspek 3S + 1C maka pengelola bandara sudah bisa menjamin keselamatan dan keamanan penumpang. Mereka akan merasa nyaman dalam bepergian.

Adapun, penutupan bandara disebabkan adanya dua perbaikan sisi udara yang dikerjakan sekaligus. Pekerjaan pertama adalah pemasangan air field lighting (AFL) atau lampu landasan pacu (runway). Termasuk lampu-lampu di sekitar exit way, apron, dan taxiway. Pekerjaan senilai Rp 12 miliar itu didanai APBN.

Dengan dipasangnya alat navigasi, Bandara APT Pranoto selangkah lagi melayani penerbangan hingga malam hari. Sebelumnya, hanya beroperasi hingga pukul 17.00 Wita. Alat tersebut juga berfungsi memandu pilot yang akan lepas landas maupun mendarat di Bandara APT Pranoto ketika cuaca berkabut.

“Kami sudah mengeluarkan notice to airmen (Notam) penutupan Bandara APT Pranoto Samarinda ke pihak maskapai agar tidak melakukan penjualan tiket terlebih dahulu. Kami juga sudah melakukan rapat sebelumnya yang hasilnya penerbangan akan dialihkan sementara,” tutur Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi. (gel/rom/k15)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X