Bunuh 16 Rekan, Buang Jasad ke Laut, Akhirnya Pembelot Sadis Lari ke Korsel

- Jumat, 8 November 2019 | 20:51 WIB

SEOUL– Sadis betul tiga nelayan asal Korea Utara (Korut) ini. Mereka membunuh 16 rekan mereka satu per satu. Dua di antaranya melarikan diri ke Korea Selatan (Korsel). Namun, harapan mereka untuk bisa mencari suaka di Seoul pupus. Sebab, negara yang dipimpin Presiden Moon Jae-in itu lebih memilih mendeportasi mereka ke Pyongyang.

’’Korsel memutuskan mengirim dua nelayan tersebut kembali ke Korut karena mereka melakukan tindak kriminal sadis dan tidak bisa dilindungi pemerintah Korsel,’’ tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Lee Sang-min seperti dikutip Agence France-Presse.

Associated Press mengungkapkan bahwa kapal nelayan berisi 19 orang berangkat dari Pelabuhan Kimchaek, North Hamgyong, Korut, Agustus lalu. Mereka mencari ikan di dekat perairan Rusia dan area sekitarnya. Entah apa yang terjadi, tiga kru kapal itu sepakat untuk membunuh kapten kapal. Versi para pelaku, kapten kapal telah berlaku keji.

Kru kapal yang lain protes dengan tindakan ketiga pelaku. Untuk menutupi aksi tersebut, mereka bertiga membunuh rekan mereka satu per satu. Jasad para nelayan itu dibuang ke laut begitu saja. Mereka bertiga akhirnya kembali ke Kelabuhan Kimchaek. Tujuannya, ingin kembali diam-diam dan pindah tempat tinggal ke wilayah lain di Korut.

Sayang, rencana tersebut tak berhasil. Salah seorang pelaku langsung ditangkap begitu menginjakkan kaki di pelabuhan. Sepertinya, ada korban yang sempat memberi tahu kejahatan mereka kepada petugas pelabuhan. Dua orang yang belum tertangkap diam-diam kembali ke kapal nelayan yang sama dan meninggalkan Korut.

Pekan lalu, perahu itu melintasi perbatasan wilayah Korut-Korsel. Dua penjahat berusia 20-an tahun tersebut dikejar Angkatan Laut (AL) Korsel. Tembakan peringatan diluncurkan. Namun, mereka tetap berhasil menghindar.

Mereka tertangkap Sabtu (2/11) setelah dua hari pengejaran. Proses wawancara dan investigasi dimulai. Seluruh warga Korut yang ingin ke Korsel harus menjalani proses itu untuk mengetahui apakah mereka rakyat biasa ataukah mata-mata Pyongyang. Jika lolos, biasanya akan langsung diberi kewarganegaraan dan dimukimkan kembali di Korsel.

Begitu tahu bahwa dua orang tersebut adalah pelaku pembunuhan keji, Korsel langsung memutuskan mendeportasi mereka. Mereka memberi tahu Korut tentang rencana itu dan Pyongyang setuju. Yonhap mengungkapkan bahwa proses deportasi dilakukan via darat (7/11) lewat Desa Panmunjom di zona demiliterisasi (DMZ).

Itu adalah kali pertama Korsel mendeportasi penduduk Korut lewat Panmunjom. Korut dan Korsel tidak memiliki kesepakatan ekstradisi. Biasanya, warga Korut yang membelot dan lari ke Korsel selalu diterima dengan tangan terbuka. Tapi, kali ini ceritanya beda. Seoul tak ingin membahayakan penduduk dengan menerima dua penjahat sadis tersebut. (sha/c22/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X