ASTAGAA...!! Istri dan Anak Bersekongkol Bunuh Suami

- Jumat, 8 November 2019 | 11:57 WIB

JEMBER– Bahar Mario, 26, dan Busani, 47, tertunduk saat menghadapi sorot kamera wartawan di Mapolres Jember kemarin (7/11). Keduanya menjadi tersangka pembunuhan Surono, ayah dan suami para pelaku. Kasus itu menjadi perhatian publik karena jenazah korban ditemukan terpendam di bawah musala rumah di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember.

Sebelum kasus tersebut terang benderang, gelagat dan keterangan dua pelaku itu mencurigakan. Sebab, saat diperiksa polisi, keduanya sempat saling tuduh tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian Surono. Namun, setelah keduanya melalui pemeriksaan maraton selama empat hari, akhirnya kasus tersebut benar-benar terungkap. Ternyata, Busani-lah yang menjadi otak pembunuhan. Dia menyuruh anaknya menghabisi nyawa sang bapak.

Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal dalam rilis kemarin menjelaskan, pembunuhan itu dilatarbelakangi warisan dan asmara. Barang bukti yang diamankan adalah sarung, kaus yang dipakai korban, martil, serta sebuah linggis dengan panjang sekitar 50 sentimeter dan berat 10 kilogram. ”Linggis ini diduga digunakan tersangka untuk menghabisi korban. Barang itu kami temukan di bawah jasad korban,” ujar Alfian kepada Jawa Pos Radar Jember.

Diduga, pembunuhan itu dilakukan pada akhir April 2019. Sebelum korban dihabisi, Bahar mengutarakan niatnya membunuh ayah kandungnya itu kepada Busani. ”Busani langsung bilang, iya aku ikhlas,” ujar Alfian.

Bahar menganggap ayahnya pelit. Ketika dimintai uang, Surono selalu mengaku tidak punya. Sementara itu, Busani merestui pembunuhan tersebut karena memiliki selingkuhan bernama JM. Kematian Surono membuat rencananya menikah dengan JM berjalan mulus. ”Selain itu, tersangka ingin menguasai warisan. Korban punya lahan kopi dan menghasilkan Rp 100 juta lebih setiap tahun,” ujar Kapolres.

Skenario pembunuhan dijalankan. Busani menghubungi Bahar yang saat itu tinggal di Bali. Dia meminta anak keduanya tersebut pulang. Saat itu juga Bahar pulang. Dia tiba di rumah sekitar pukul 23.00. Bahar mengetuk jendela rumah dengan pelan. Busani lalu membuka pintu rumahnya. Kepada si ibu, Bahar sempat bertanya tentang alat untuk membunuh bapaknya. Busani kemudian menyerahkan sebuah martil. Namun, Bahar menolak. Sebab, martil tersebut terlalu ringan dan sulit dipakai untuk membunuh Surono.

Bahar lalu memeriksa tiga kamar di rumahnya. Dia mencari alat untuk membunuh korban. Didapatilah sebuah linggis. Bahar lalu mematikan lampu rumah. Dengan memakai penerangan headlamp, Bahar menuju kamar depan, tempat ayahnya tidur. Tanpa ba-bi-bu, Bahar mengayunkan linggis ke wajah korban. Sekali pukul, pipi kiri korban remuk. ”Sekali pukul, bapak langsung mati,” ujar Bahar. Saat aksi sadis itu berlangsung, Busani ikut menyaksikan.

Setelah mengetahui suaminya tewas, Busani lari ke sungai. Sementara itu, Bahar memeriksa tas korban dan mengambil uang Rp 6 juta di dalamnya.

Tidak berapa lama kemudian, Busani kembali ke rumah. Saat itu Bahar sedang menyeret mayat ayahnya ke belakang rumah. Di sanalah dia mengubur Surono. Dia lantas menaburkan semen di lokasi tersebut, lalu menyiramnya dengan air. Tak lama kemudian, semen itu mengeras.

 

Cor-coran Kuburan Retak

Sebulan kemudian Busani kembali menghubungi Bahar. Dia menceritakan tempat mengubur Surono yang retak. Masih melalui telepon, Bahar menyuruh ibunya membeli semen untuk ditabur di atas kuburan yang retak tersebut, lalu menyiraminya dengan air. Untuk menghilangkan jejak, di atas tanah kuburan itu dibangun musala. Bagian bawah dicor ulang, lalu dipasangi keramik.

Dua bulan berlalu. Busani menikah dengan JM, kekasih gelapnya. Dia dan suaminya tinggal di rumah yang pernah ditinggali Surono tersebut. Bahar pun kembali ke Bali.

Tujuh bulan berlalu. Busani kembali menelepon Bahar. Dia mengadu karena JM meninggalkannya. JM ternyata kembali ke istri pertama yang baru datang dari Malaysia. Busani meminta Bahar pulang. Malam itu juga Bahar pulang. Saat Bahar bertemu ibunya, lahirlah skenario baru. Yakni, menjebloskan JM ke penjara.

Sesuai skenario, Bahar menemui kepala dusun (Kasun). Dia bercerita, Surono dibunuh J dan mayatnya dikubur di lantai musala. Kasun langsung meneruskan cerita Bahar ke Mapolsek Ledokombo. Polisi menyambut laporan tersebut dengan mengamankan Busani, Bahar, dan J. Mereka dibawa ke Mapolsek Ledokombo.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB
X