Karena Proyek Pengerjaan Lampu Bandara APT Pranoto, Notam Belum Keluar tapi Berpotensi Ditutup

- Jumat, 8 November 2019 | 11:52 WIB

Menikmati layanan penerbangan hingga malam hari di Bandara APT Pranoto Samarinda harus dibayar mahal. Bandara terancam ditutup selama 20 hari.

 

 

SAMARINDA–Tarik-ulur rencana penutupan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda selama 20 hari akan diputuskan, hari ini (8/11). Untuk diketahui, bandara dengan pergerakan penumpang rata-rata 4.500 penumpang per hari ini, direncanakan ditutup terkait pemasangan lampu landasan pacu atau air field lighting (AFL).

AFL merupakan alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama lepas landas, mendarat maupun bergerak dari taxiway menuju apron. Dengan dipasangnya alat ini, Bandara APT Pranoto bisa melayani penerbangan hingga malam hari. Di mana sebelumnya, hanya beroperasi hingga pukul 17.00 Wita.

Dikonfirmasi terkait rencana penutupan tersebut, Kasubag Humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Irene Marizka menuturkan, hingga kemarin (7/11), notice to airmen (Notam) penutupan Bandara APT Pranoto Samarinda belum keluar. Sehingga, sebelum ada pemberitahuan atau Notam, operasional bandara berjalan seperti semula.

“Akan segera kami kabarin. Besok rencananya (diumumkan),” ungkapnya. Terkait mengapa bandara harus ditutup selama 20 hari, Irene belum bersedia membeber pertimbangannya. Sebab, Kemenhub masih menganalisis potensi-potensi yang ada.

Sementara itu, pengamatan penerbangan nasional yang juga anggota Ombudsman RI Alvin Lie menuturkan, pada dasarnya, penutupan bandara untuk pemasangan lampu bisa adalah pilihan. Sebab, pemasangan lampu untuk kebutuhan penerbangan bukan hal sederhana. Meski dilakukan secara simultan pada malam hari.

Menurut dia, pemasangan cukup rumit dan tak boleh sembarangan. "Sebab, yang dipasang itu tidak hanya lampu. Tetapi, alat-alat navigasi lain," ucapnya. Maka dari itu, lanjut dia, memasang lampu dan alat navigasi butuh ketelitian dan keamanan. Dia berharap, Kemenhub jeli memutuskan apakah Bandara APT Pranoto Samarinda perlu ditutup atau tidak. "Itu nanti Kemenhub yang putuskan," katanya

Dikonfirmasi terpisah, Kepala UPBU Bandara APT Pranoto Samarinda Dodi Dharma Cahyadi yang tengah berada di Kemenhub RI, Jakarta, menuturkan, jadi atau tidaknya bandara ditutup bergantung keputusan Kemenhub.

"Ini saya lagi menghadap dirjen. Ini saya minta petunjuk dari dirjen," katanya. Dia mengatakan, keterangan resmi dari pihaknya bakal dia keluarkan, hari ini (8/11). Sebelumnya, Kepala Biro Humas Pemprov Kaltim Syafranuddin dalam keterangan resminya mengatakan, Bandara APT Pranoto Samarinda dimulai pada 20 November hingga 10 Desember 2019. Atau selama 20 hari.

Selain adanya pemasangan AFL yang didanai APBN senilai Rp 12 miliar, ada juga pengerjaan peningkatan struktur exit way sepanjang 100 meter dengan dana Rp 3 miliar dari APBD Kaltim. "Pekerjaan kedua ini merupakan rekomendasi teknis dari Direktorat Bandar Udara dan Tim Panel Ahli Bandara Kemenhub RI," kata Ivan. Dikatakan, exit way mengalami kerusakan karena tingginya beban lintas pesawat yang melebihi kapasitas perencanaan awal bandara.

Exit way akan ditingkatkan dengan agregat setinggi 30 sentimeter dan aspal setebal 12 sentimeter. Karena itu, mempertimbangkan efektivitas pelaksanaan kedua pekerjaan dan keselamatan penerbangan, maka Kemenhub, ucap dia dalam rilisnya, akan menutup Bandara APT Pranoto.

"Dua pekerjaan ini akan dikerjakan bersamaan secara paralel, siang dan malam agar lebih efektif. Karena itu, selama 20 hari bandara akan ditutup untuk semua penerbangan," jelasnya. Setelah pemasangan AFL atau lampu runway, maka diharapkan permasalahan pengalihan pendaratan ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) di Balikpapan akibat kabut tidak akan terjadi lagi.

Selama ini, sering kali terjadi pendaratan terutama pada pagi hari sulit dilakukan saat kabut. Akhirnya pendaratan dialihkan ke Balikpapan. "Kita fokus antisipasi kabut dulu agar tidak ada pengalihan pendaratan ke Balikpapan. Jika nanti memungkinkan penambahan penerbangan malam hari, pasti akan dilakukan. Tapi sekarang fokus antisipasi kabut dulu," sambung lelaki yang memulai karier sebagai wartawan tersebut. (*/dad/nyc/riz2/k8)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X