Tak Terlena Punya Wisata Pesisir Pantai, Warga Biduk-Biduk Kini Galakan Tanam Pohon BERAU - Meski memiliki pesisir pantai yang indah berpasir putih, masyarakat Kecamatan Biduk-Biduk Kabupaten Berau, tak terlena dan berdiam diri. Pengembangan objek wisata terus dilakukan dan kini mulai menggalakkan penanaman pohon di lahan tidur atau tak terpakai.
"Kita sekarang mewajibkan warga tanam pohon di lahan tidur milik mereka. Setiap tahun, satu orang wajib menanam 5 pohon. Kita juga memberi bibit pohon buah rambutan, durian dan langsat," ujar Pelaksana Tugas Abdul Rakhman, Kamis (7/11/2019) kepada awak media. Perwakilan Forest Carbon Partnership-Carbon Fund (FCPF-CF) dan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) bersama tim Humas Pemprov Kaltim serta 11 media cetak elektronik berkunjung di Desa Biduk-Biduk.
Abdul Rakhman mengatakan hutan di Biduk-Biduk ada 14 ribu hektar. Kasus perambah hutan secara ilegal sejauh ini belum ditemukannya. Namun, warga yang mau membuka lahan baru dengan merambah hutan, diwajibkan mengurus lebih dulu legalitas lahannya. Kelestarian hutannya, membuat Desa Biduk-Biduk terpilih masuk dalam nominasi 150 desa di Kaltim dalam Program Kampung Iklim (Proklim) terkait pelaksanaan program penurunan emisi FCPF. Consultant Social Expert FCPF Carbon Fund World Bank, Ahmad Wijaya menjelaskan untuk memulai FCPF ini timnya melihat sisa tutupan hutan di setiap desa yang hendak masuk menjadi Proklim.
Ada 38 desa di Kabupaten Berau akan diprioritaskan masuk Proklim yang dimulai tahun 2020-2024. "Desa yang masuk Proklim akan mendapatkan pendampingan dari FCPF dan mendapat insentif dalam bentuk uang maupun program bagi Desa berhasil menjaga hutan sesuai perencanaan," kata Ahmad Wijaya.
Adapun kewajiban Desa untuk memenuhi masuk Proklim, minimal memiliki visi lingkungan dan menyusun tata ruang dimana hutan yang mesti dijaganya serta alokasikan anggaran desa untuk kegiatan pengelolaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Selain miliki potensi hutan untuk FCPF, Abdul Rakhman mengatakan tahun 2020 ini ada 3 objek wisata dikembangkan di Biduk-Biduk. Salah satunya, Teluk Perija di RT 2 Biduk-Biduk dan wisata pantai di RT 4. Masyarakat Biduk-Biduk sekarang ini juga kerjasama dengan Universitas Mulawarman untuk kembangkan hasil kelautan perikanan dengan memelihara areal laut untuk pembudidayaan ikan. "Pemerintah juga menyediakan rompong untuk masyarakat yang ingin mancing. Jadi, jika ada wisatawan mau mancing akan diantar ke rompong," kata Abdul Rakhman. (mym)