BALIKPAPAN- Ratusan personel Polda Kaltim dikumpulkan pagi kemarin selesai apel. Bukannya kembali bertugas, mereka langsung diarahkan ke ruang Mahakam. Urine mereka diambil untuk dites, apakah mengandung zat adiktif narkoba atau tidak.
Tes digelar mendadak oleh tim Mabes Polri dari Profesi dan Pengamanan (Propam) dan Dokter Kesehatan (Dokkes). Tak hanya anak buah, Wakil Kapolda Kaltim Brigjen Pol Eddy Sumitro Tambunan dan pejabat utamanya turut pula dites.
Pemeriksaan dipimpin Kabag Gaktibplin RO Provos Divisi Propam Mabes Polri Kombes Pol Agung Setiatno. Tak hanya pemeriksaan urine, identitas diri, sikap tampang, kelengkapan seragam turut pula diperiksa.
Pemeriksaan dilakukan bertahap selama dua hari karena jumlahnya mencapai 500-an personel. Personel secara bergantian masuk ke kamar mandi dan menampung air seninya. Untuk perempuan, didampingi petugas polwan provos.
“Ini program internal. Kami gelarnya memang mendadak,” sebut Wakapolda bersama Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana.
“Semua personel wajib ikut tes urine,” sebut jenderal bintang satu ini. Dalam prosesnya, ada tiga parameter yang diperiksa. Yakni golongan amfetamina (sabu-sabu), benzodiazepin, kokain, opiat (morfin) dan ganja (kanabis/marijuana).
“Jika mengandung salah satu zat tersebut, maka dinyatakan positif. Tapi untuk hari pertama hasilnya negatif semua,” tambah Ade.
Tes urine itu sendiri dilakukan sebagai petunjuk untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Baik proses hukum ataupun lainnya. Misal saat hendak tes urine, yang bersangkutan tidak mengonsumsi narkoba, otomatis hasilnya negatif.
“Namun hasil negatif, belum tentu pula tidak mengonsumsi,” terangnya, kemarin. Tes urine belum dapat digunakan sebagai alat bukti, namun bisa menjadi petunjuk penyidik. Ini karena banyak minuman ataupun obat-obatan dijual bebas, kandungannya ada zat psikotropika.
Bahan pemeriksaan paling banyak digunakan adalah urine. Urine yang dimasukkan ke wadah kecil selanjutnya diuji menggunakan alat seperti test pack. Jika hanya ada satu setrip, maka dinyatakan positif. Kalau dua negatif.
Jika seseorang kedapatan mengandung zat-zat tersebut dalam urinenya, maka untuk memastikan apakah orang tersebut pengguna narkoba atau bukan maka harus dilakukan tes konfirmasi.
Hal ini sangat diperlukan mengingat banyak obat-obatan di pasaran bisa mengganggu tes narkoba ini. Misalnya jika meminum obat flu yang mengandung zat ephedrine bisa memberikan hasil positif pada tes amfetamina. (aim/ms/k15)