Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim sudah diputuskan. Wakil Kaltim di Senayan --sebutan gedung DPR di Jakarta-- mendukung penuh rencana itu. Salah satunya Aus Hidayat Nur.
PRAM SUSANTO, Jakarta
TIGA periode di Senayan, sudah lebih dari cukup bagi Aus Hidayat Nur mengetahui berbagai persoalan di Kaltim. Karena itu pula, menyangkut pemindahan IKN, Aus memilih beda pandangan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tempatnya berkiprah selama ini. Kenapa? Berikut wawancara Kaltim Post dengannya.
Ini periode ketiga Anda mengabdi sebagai anggota DPR RI. Apa permasalahan krusial yang sering ditemui saat kunjungan ke daerah pemilihan (dapil)?
Infrastruktur Kaltim belum seperti Jawa.
Berarti Anda setuju ibu kota negara dipindah ke Kaltim seperti yang direncanakan pemerintah?
Setuju, dengan mengedepankan perbaikan infrastruktur dan kesiapan fisik serta mental penduduk Kaltim sebagai calon IKN.
Bukannya sikap PKS menolak IKN, kenapa Anda memilih beda pandangan dengan partai?
PKS itu call tinggi. Bilang tidak setuju namun tujuannya ‘kan agar pemerintah hati-hati melangkah. Jangan sampai rakyat Kaltim dikasih PHP (pemberi harapan palsu alias dibohongi) dan penantian tiada ujung. Sementara kontribusi Kaltim sudah cukup besar bagi negara ini.
Kaltim itu telah mengindonesia sebelum menjadi ibu kota. Dari sisi sumbangsih ke pusat dan strata kependudukannya yang beragam. Karena itu sebelum IKN, setidaknya perbaikan jalan, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat harus jadi prioritas utama.