Hanyut 37 Jam di Laut, Khushila Stein Selamat berkat Permen

- Rabu, 6 November 2019 | 13:27 WIB

Gara-gara dayungnya hilang, Kushila Stein terseret arus dan terombang-ambing di laut selama 37 jam. Perempuan 45 tahun itu berhasil selamat berkat pengetahuannya tentang bertahan di lautan.

 

SITI AISYAH, Jawa Pos

 

’’SAYA masih punya satu permen tersisa, Bu.’’ Itu adalah kalimat pertama yang meluncur dari mulut Kushila Stein saat menelepon ibunya, Wendy. Kurang dari satu jam sebelumnya, dia baru diselamatkan oleh penjaga Pantai Hellenic, Yunani.

Stein sudah terombang-ambing di lautan selama 37 jam. Permen yang dia bawa menyelamatkan nyawanya. Sebab, selama berada di laut, hanya permen itulah yang dia makan untuk bertahan hidup.

Perempuan 45 tahun tersebut menceritakan, dirinya tengah membantu pria asal Inggris, Mike, untuk mengirim yacht dari Turki ke Athena, Yunani. Mereka melakukan perjalanan selama tiga pekan dan berlabuh di dekat Pulau Folegandros.

Jumat (1/11) Stein memutuskan untuk bersantai. Dia turun dari yacht bernama Rival 34 itu dan naik perahu karet. Dia mengepak sedikit perlengkapan di ranselnya dan mulai mendayung.

Awalnya, semua berjalan lancar. Masalah menghampiri saat dia akan kembali ke yacht. Salah satu dayungnya jatuh. Angin kencang membuatnya terdorong menuju tengah laut.

Perempuan asal Selandia Baru itu pun berusaha untuk tidak panik. Dia menemukan tiga tas kresek belanjaan di tasnya. Tas itu dia pakai untuk membungkus tangan dan kakinya saat malam agar tak kedinginan. Ketika siang, dia menjemur kaus kakinya agar hangat dan bisa dipakai saat malam ketika suhu udara menurun drastis.

Dilansir BBC, Stein tak membawa makanan berat maupun minuman di ranselnya karena hanya berniat mendayung perahu sebentar. Namun, dia menemukan permen di dalam tasnya. Dia membagi permen tersebut menjadi beberapa bagian untuk jatah seandainya dirinya tidak ditemukan dalam beberapa hari.

Saat siang, kresek yang dibawanya punya fungsi lain. Dia memakai kresek merah di kepalanya agar mudah dikenali dari atas. Satu kresek lagi dia ikat di dayung yang masih tersisa. Begitu ada kapal atau perahu lewat, dia melambai-lambaikan dayungnya.

Stein menemukan kaca kecil di dalam tasnya. Dia berkali-kali mengarahkan kaca itu ke arah matahari dengan harapan ada pesawat melintas yang bisa melihatnya.

Stein juga berjaga-jaga seandainya dirinya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Dia menulis nama dan nomor telepon ibunya di sisi perahu. Harapannya, mereka yang menemukannya bisa langsung menghubungi orang tuanya. Untung, hal itu tak perlu dilakukan karena Stein masih hidup saat ditemukan.

Mike adalah orang yang kali pertama menyadari bahwa rekannya hilang. Stein sempat menghubunginya via pesan pendek sekitar pukul 16.30, sesaat sebelum dayungnya hilang. Stein mengabarkan bahwa baterai HP-nya hampir habis dan dia segera kembali ke yacht.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X