Pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun ini diprediksi mampu berada di atas 5 persen. Seperti bulan-bulan sebelumnya, pertambangan dan penggalian masih menjadi andalan.
SAMARINDA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat ekonomi Bumi Etam pada triwulan ketiga tahun ini mampu tumbuh 6,89 persen. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan triwulan II yang hanya tumbuh 5,43 persen year on year (yoy).
Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, sampai triwulan ketiga tahun ini ekonomi Kaltim tumbuh sangat baik. Pihaknya tidak bisa memprediksi secara pasti pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh tahun ini, hanya dengan menghitung triwulan pertama hingga ketiga, ada kemungkinan ekonomi Kaltim bisa tumbuh di atas 5 persen.
“Dengan catatan, pertumbuhan ekonomi triwulan IV tidak terjadi penurunan drastis,” ungkapnya di kantornya Jalan Kemakmuran, Samarinda, kemarin (5/11).
Tercatat, ekonomi Kaltim pada 2015 tumbuh minus 1,21 persen, berlanjut pada 2016 tercatat tumbuh negatif 0,38 persen. Namun pada 2017 membaik dengan pertumbuhan mencapai 3,13 persen, lalu kembali tumbuh lebih rendah pada 2018 mencapai 2,67 persen. (selengkapnya lihat info grafis)
Menurutnya, jika pada pengujung tahun pertumbuhan cukup menjanjikan, maka pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Sumber pertumbuhan ekonomi Kaltim jika dilihat pada struktur produk domestik regional bruto (PDRB) masih relatif sama, dengan struktur pada triwulan-triwulan sebelumnya.
Yaitu masih didominasi lima lapangan usaha utama yaitu pertambangan dan penggalian dengan peranan sebesar 45,14 persen, lalu industri pengolahan dengan peranan sebesar 18,01 persen, konstruksi berperan sebesar 9,02 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan berperan sebesar 7,83 persen, dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan peranan sebesar 6,10 persen.
Jika diamati sumber pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III-2019 secara tahunan (yoy), sumber tertinggi berasal dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang memiliki andil sebesar 5,26 persen. Kemudian diikuti lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan andil sebesar 0,51 persen.
Lalu lapangan usaha industri pengolahan dengan andil sebesar 0,35 persen. Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan andil sebesar 0,22 persen. Lapangan usaha informasi dan komunikasi memberi andil sebesar 0,11 persen. Lapangan usaha transportasi dan pergudangan memberi andil sebesar 0,10 persen dan 0,36 persen dari sepuluh lapangan usaha yang lainnya yang tumbuh positif.
“Sedangkan lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, masih memberi andil negatif terhadap pertumbuhan perekonomian Kaltim sebesar negatif 0,01 yang akhirnya agak memperlambat kecepatan laju pertumbuhan ekonomi Bumi Etam,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18)