SAMARINDA masih dianggap menjadi salah satu market perhotelan yang cukup potensial di Bumi Etam. Ini terlihat dari pertambahan hotel di Kota Tepian. Pada akhir tahun ini, akan ada dua hotel baru yang beroperasi. Yaitu, Hotel Mercure dan Ibis di Jalan Mulawarman.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat tingkat okupansi di Bumi Etam sebesar 50-60 persen. Sementara di Samarinda, rata-rata hunian per bulannya bisa mencapai 70 persen. General Manager Mercure and Ibis Hotel Samarinda Budi Wahjono mengatakan, saat ini pembangunan fisik kedua hotel sudah selesai. Tinggal beberapa penyempurnaan desain interior, dan finishing.
Mercure Hotel memiliki 141 kamar sedangkan Ibis Hotel memiliki 162 kamar. Kedua hotel ini dilengkapi dengan 12 meeting room, dan satu ballroom dengan kapasitas 1.500 orang. “Selain itu ada fasilitas kolam renang, fitness center dan lainnya. Hotel ini juga dilengkapi dengan mall yang berada di tengah gedung sebagai pendukung kenyamanan pengunjung,” jelasnya.
Dia menambahkan, Mercure dan Ibis hotel optimistis pasar perhotelan di Samarinda masih luas. Manajemen Accor Hotel juga sudah sangat eksis di dunia perhotelan sehingga yakin dapat membuka demand baru bagi bisnis hotel di Kota Tepian. Banyak member Accor Hotel yang berkunjung ke Samarinda, sehingga pihaknya mencoba menyediakan kebutuhan member Accor untuk dapat menikmati sensasi menginap dengan Accor Hotel grup di Samarinda.
“Saya optimistis Samarinda masih memiliki pasar okupansi yang cukup luas. Sebelum beroperasinya kedua hotel ini, keadaan tinggal hunian Kota Tepian dalam keadaan baik,” tuturnya.
Sebagai contoh, beberapa event di Samarinda kerap membuat full booked untuk beberapa hotel ternama. Tidak ada event tertentu, kegiatan bisnis juga membuat hotel-hotel masih memiliki okupansi yang baik. Artinya tingkat hunian kamar di Samarinda masih stabil dengan pasar yang sangat luas. “Kita akan beroperasi akhir tahun ini dan optimistis dapat membantu Samarinda menjadi kota penyokong IKN (ibu kota negara),” ungkapnya.
Dengan terpilihnya Kaltim sebagai IKN, pihaknya yakin demand perhotelan akan semakin besar. Kehadiran hotel akan lebih lambat dibandingkan dengan market yang semakin besar. Sehingga harus dari sekarang disediakan. Bahkan sebelum IKN pada 2024 mendatang, kunjungan-kunjungan ke Samarinda dan Balikpapan akan meningkat sehingga dibutuhkan hotel-hotel pendukung itu. “Kami yakin MPI (Market Penetration Index) kedua hotel ini bisa di atas 1 persen,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18)