Atap Empat Kelas SDN Gentong Ambruk, Satu PTT dan Satu Siswa Tewas

- Rabu, 6 November 2019 | 11:51 WIB

GADINGREJO – Dalam sekejap, suasana belajar mengajar di UPT SDN Gentong berubah mencekam. Pagi (5/11) itu pukul 08.15, peristiwa memilukan terjadi. Atap empat ruang kelas SDN yang berada di Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan itu, tiba-tiba ambruk. Dua nyawa melayang.

Diberitakan Radar Bromo, empat ruang kelas yang ambruk yaitu, ruang kelas 2B, 2A, 5B dan 5A. Empat kelas ini berada di satu lokal. Terletak di bagian depan sekolah, berjejer dari selatan ke utara. Posisi lokal ruangan menghadap ke barat atau menghadap ke Jalan Raya Jl. KH. Sepuh.

Sampai berita ini ditulis, belum diketahui penyebab utama ambruknya atap ruangan empat kelas tersebut. Namun, kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Sementara itu, korban tewas adalah Sevina Arsy Wijaya, 19, pegawai tidak tetap (PTT), warga Jalan Slamet Riyadi RT 09/RW 08, Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Korban meninggal karena pendarahan otak akibat tertimpa batu bata yang jatuh dari atap kelas.

Satu korban yang lain adalah, Irza Almira, 8, warga Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo. Gadis kecil itu meninggal setelah tertimpa galvalum dan asbes. Dia mengalami pendarahan di belakang kepala dan memar di wajah.

Tidak hanya itu. Sebanyak 14 anak mengalami luka-luka. Berdasarkan informasi yang disampaikan RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan, mereka yang mengalami luka-luka seluruhnya siswa.

Mereka adalah M. Zidan Izzulhaq, 8; Alysa, 7; Aisya, 7; Siti Rohmania, 8; Ahmad Gerhana Putra, 8; Mukhamad Putra, 8; AD, 8; Nada Fathiya, 8; Kina, 8; Akbar, 8; Zahra Salsabila, 9. Semua korban ini adalah siswa kelas 2B dan 2A. Sementara tiga korban lainnya adalah siswa kelas 5A. Yaitu, Abdul Mukti, 11; Wildamul F, 11 dan Dina Hilda Andin, 10.

Berdasarkan data Jawa Pos Radar Bromo di lapangan, peristiwa memilukan ini terjadi pukul 08.15. Pagi itu, siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasa. Mereka masuk kelas sekitar pukul 07.00.

Saat itu, siswa kelas 2B dan 2A mengikuti pelajaran Matematika. Sementara, siswa kelas 5A dan 5B, mengikuti pelajaran olahraga di halaman sekolah.

Namun, tiga siswa di kelas 5A tidak mengikuti pelajaran olahraga. Mereka tetap berada di kelas. Ketiganya didampingi oleh PTT yang merupakan pegawai perpustakaan sekolah, yaitu Sevina Arsy Wijaya, 19.

Sekitar pukul 07.30, seorang pembantu pelaksana, Budi Santoso, menaiki atap ruang kelas 5B. Ia memotong ranting cemara, karena ranting-ranting cemara menimpa genting ruang kelas tersebut.

Usai memotong ranting, Budi lantas membersihkan potongan ranting dengan menggunakan sapu di genting itu. Saat menyapu ini, ia bergerak dari atap ruang kelas 5B yang terletak di sisi utara ke selatan menuju atap ruang kelas 5A.

Tiba tiba, ia merasakan atap yang dipijaki bergetar. Tak lama kemudian, atap itupun ambruk. Budi sendiri jatuh tertelungkup dari genting ke lantai kelas 5B. Akibatnya, Budi mengalami luka lecet pada jempol kaki kanan dan betis kiri.

Yang miris, bukan hanya atas kelas 5A dan 5 B yang ambruk. Namun, atas kelas 2B dan 2A juga ambruk. Semua atas empat kelas itu terbuat dari galvalum dan asbes. Selain ambruk, tembok di keempat sisi ruangan juga retak.

Kontan, peristiwa ini membuat siswa dan guru yang berada di ruangan lain langsung kaget. Mereka semua lari keluar, melihat empat ruang kelas yang atapnya ambruk.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X