Teluk Sumbang : Geliat Kelola Objek Wisata dan Potensi Industri Batu Kapur

- Selasa, 5 November 2019 | 21:52 WIB

BERAU - Teluk Sumbang merupakan wilayah paling ujung timur yang letaknya bagian depan "hidung" pulau Kalimantan berbentuk wayang semar. Teluk ini paling terlengkap objek wisatanya.

Objek wisata yang sangat menarik diantaranya air terjun Bidadari yang berada di dalam hutan. Ada pula perbukitan tinggi masih tertutup hutan yang dijuluki Gunung Hantu. Di laut Teluk Sumbang terdapat pulau Kaniungan Besar.

Saat ini, Teluk Sumbang teraliri listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sejak tahun 2018. Hal ini mendorong semakin bertambahnya masyarakat bermukim. Adapun kebutuhan air bersih terpenuhi dari mata air perbukitan.

Saat ini, jaringan telekomunikasi tengah dirancang untuk masuk ke daerah ini. Kepala Teluk Sumbang, Abdul Karim (55) mengatakan pada era Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak sudah diajukan proposal pembangunan menara telekomunikasi. 

Sarana pendidikan di Teluk Sumbang. (MYAMIN/PROKAL.CO)

"Kami sudah siapkan lahan untuk pendirian menara tanpa dibeli siapapun," katanya. Meski belum ada jaringan, warga tak kehilangan komunikasi dengan dunia luar. Beberapa titik posisi rumah di Teluk Sumbang, terdapat sinyal yang bisa menyambung.

"Ada beberapa titik hot spot sinyal telepon. Jadi, untuk komunikasi kantor Desa kami, ada orang yang siaga menjaga pesan masuk atau telepon dari daerah luar," ujar Abdul Karim.

Teluk Sumbang paling ujung berbatasan dengan Kutai Timur, dijelaskan Abdul Karim, merupakan daerah kunjungan wisata yang akan bisa bersaing tempat wisata lain di Berau bila ada jaringan komunikasi.

Terdapat 15.000 hektar hutan di Teluk Sumbang. Warga yang bermukim kini sudah ada 201 Kepala Keluarga atau 726 jiwa. Mereka mengandalkan mata pencarian dari nelayan dan berladang.

Masyarakat, dikatakan Abdul Karim, masih menghadapi kurangnya lapangan pekerjaan. Namun, permasalahan lapangan kerja ini dapat teratasi ketika ada investasi masuk untuk pembukaan industri batu kapur sebagai bahan semen.

"Potensi daerah kami tak hanya wisata tapi juga ada industri batu kapur. Jaraknya 8 kilometer dari pantai. Masyarakat menunggu ada masuknya perusahaan untuk mengelola batu kapur," ujar Abdul Karim.

Abdul Karim meyakini industri batu kapur bahan semen tak mengganggu objek wisata di Teluk Sumbang. Dari pengalaman studi banding di Maros Sulawesi Selatan, sebaran debu dari industri tersebut hanya 500 meter dan tak berdampak luas ke wisata.

Salah satu pengelola penginapan di Teluk Sumbang, Rujeham (45) mengatakan kunjungan wisatawan di daerahnya mencapai 10 ribu orang. Kunjungan terpadat ketika hari libur panjang seperti lebaran dan tahun baru.

"Para wisatawan banyak menginap juga di Pulau Kaniungan. Ada 3 resort berdiri disana. Ongkos perahu menyeberang ke pulau Rp 500 ribu dari Teluk Sumbang. Kalau dari Teluk Sulaiman ke pulau Kaniungan Rp 750 ribu," kata Rujeham. (mym)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X