Mimpi buruk menggulung tim arung jeram Kaltim saat mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) di Jambi. Tak satu pun nomor yang diikuti mampu menembus zona medali.
DALAM keikutsertaan di nomor tanding sprint dan head to head, kelas master man dan junior man hanya mentok di urutan keempat. Sementara kelas youth man justru terjungkal di babak delapan besar.
Kabid Kompetisi Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kaltim Hasril mengatakan, minim masa persiapan jadi pengganjal terbesar mereka. Para atlet arung jeram hanya berlatih selama kurang dari sebulan. “Kalau persiapannya 3–6 bulan, saya optimistis hasilnya lebih baik,” kata Hasril.
Tidak ada program training camp (TC) sebelum kejurnas. Lanjut dia, pengprov hanya membagi kelas tanding ke beberapa daerah. Kelas master man dipercayakan kepada atlet Bontang, junior man diwakili Kutai Barat, sedangkan Berau mendapat jatah kelas youth man.
“Pencapaian kali ini saya nilai sudah luar biasa. Ini merupakan pertama kalinya Kaltim mengirim atlet di kelas pria. Sebelumnya hanya mengirim kelas tanding perempuan,” ucapnya.
Ditambah para atlet hanya latihan di laut. Terutama untuk kelas master man. Sementara medan di lokasi kejurnas ialah sungai dengan arus yang deras. Ia menilai, ada perbedaan dari sisi teknik sehubungan dua medan tersebut.
“Tentunya medan yang dipakai latihan berpengaruh terhadap hasil perlombaan,” tutur dia.
Pada kelas master man nomor sprint posisi pertama diraih Jawa Tengah. Dengan total skor 300. Disusul Jogjakarta dan Sumatra Barat. Dominasi Jawa Tengah juga terlihat di kelas junior man. Daerah ini memperoleh skor 100 denga catatan waktu 2 menit 7 detik. Sementara Jawa Barat dan Sumatra Utara membuntuti di posisi kedua dan ketiga.
Di kelas youth man, urutan pertama diraih tim Jawa Barat. Disusul Jawa Tengah dan Sumatra Utara di posisi selanjutnya. Nomor tanding head to head, urutan pertama dan ketiga disabet oleh Jawa Tengah. (*/ak/ndy/k16)
