Lokasi Jembatan Tol Balikpapan-PPU Bakal Dipindah

- Selasa, 5 November 2019 | 21:00 WIB

BALIKPAPAN-Desain Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU) bakal berubah. Termasuk titik lokasi pembangunan di Teluk Balikpapan. Pasalnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ingin mendekatkan Jembatan Tol Balikpapan-PPU dengan lokasi calon ibu kota negara (IKN) baru. Yakni Kecamatan Sepaku, PPU dan Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar).

Diketahui, pada perencanaan sebelumnya, titik lokasi hilir Jembatan Balikpapan-PPU berada di kawasan Melawai, Kelurahan Prapatan, Kecamatan Balikpapan Kota, Balikpapan. Dengan titik hulunya di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, PPU. Pada sisi Kota Balikpapan, lahan yang akan dibebaskan seluas 31,34 hektare. Meliputi tiga kelurahan di Kecamatan Balikpapan Kota.

Yakni Kelurahan Telaga Sari, Kelurahan Prapatan, dan Klandasan Ulu. Sementara di Kelurahan Nenang seluas 15,75 hektare. “Sekarang masih dilakukan kajian, sehingga belum diputuskan lokasi mana yang akan menjadi titik Jembatan Tol Balikpapan-PPU,” kata Kepala Biro Komunikasi Publik, Setjen Kementerian PUPR Endra Saleh Atmawidjaja kepada Kaltim Post.

Dirinya menegaskan, pergeseran lokasi pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-PPU dipastikan tidak akan membuat anggaran membengkak. Sebab, setelah desain baru dirampungkan, pihaknya akan membahasnya dengan kementerian terkait. Dalam hal ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menyepakati desain baru jembatan tersebut. Dengan mempertimbangkan lalu lintas pelayaran di Teluk Balikpapan yang cukup ramai.

“Karena lokasinya sendiri, masih belum sepakat semua. Jadi, ini harus dicari yang lebih efisien. Termasuk gimana kalau menyambungkan dengan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Misalkan ke Pulau Balang atau ke jembatan yang lebih efisien,” ucap pria berkacamata itu. Selain itu, posisi Jembatan Tol Teluk Balikpapan-PPU akan lebih dekat dengan Jembatan Pulau Balang yang saat ini dalam proses pembangunan.

Pertimbangannya, lokasi pembangunan jembatan tol sebelumnya di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam dinilai membutuhkan anggaran yang cukup besar. Dengan panjang sekira 7,35 kilometer, membutuhkan biaya sekira Rp 15,35 triliun. Perubahan desain juga disebutnya untuk memangkas anggaran dan panjang jembatan. Dengan demikian, anggaran yang dikucurkan tidak terlalu besar.

“Jadi, mahal sekali untuk satu jembatan. Sementara lokasi calon IKN bukan di situ (Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam). Lokasinya agak masuk ke dalam, di Kecamatan Sepaku. Di sebelah baratnya Jembatan Pulau Balang,” jelas dia. Akan tetapi, lanjut dia, pada prinsipnya Kementerian PUPR sedang menunggu kajian sistem jaringan jalan yang akan dihubungkan dengan keberadaan IKN di Kaltim.

Jembatan Tol Balikpapan-PPU adalah bagian dari sistem jalan tersebut. Jadi, Kementerian PUPR tidak menentukan jembatan tol terlebih dulu. Kemudian kajian sistem jaringan jalan mengikuti. Namun, terhadap jembatan yang sudah ada, seperti Jembatan Pulau Balang yang akan diselesaikan, menjadi bagian dari pembentuk struktur sistem jaringan jalan di Kaltim. Yang akan terhubung dengan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.

“Jadi (Jembatan Pulau Balang) menentukan. Apakah ada jembatan kedua, ketiga, dan seterusnya di Teluk Balikpapan. Itu yang kami tunggu dari sistemnya. Ini kan lagi disayembarakan desainnya. Dari situ akan kami turunkan seperti apa,” papar Endra. Di sisi lain, sayembara gagasan desain IKN saat ini masih terus bergulir.

Penyusunan karya telah dimulai 4 Oktober hingga 29 November. Sementara tahapan pemasukan karya desain calon IKN pada 18–29 November. Selanjutnya, dilakukan evaluasi persyaratan administrasi yang akan dilakukan pada 2–6 Desember. Kemudian penjurian akan dilaksanakan dengan dua tahap.

Tahap pertama, dilaksanakan pada 11–13 Desember. Adapun tahap kedua pada 16–20 Desember. Lalu proses penetapan pemenang dijadwalkan pada 16–20 Desember. Serta penetapan dan pengumuman pemenang pada 23 Desember. Sementara pemberian hadiah pada 27 Desember 2019.

“Jadi, akhir Desember, kami sudah dapat gambaran atau konsep desainnya. Lalu diteruskan dengan enam bulan kompetisi internasional. Artinya kami buka ke masyarakat internasional yang ingin berkontribusi juga dalam desain IKN,” ungkapnya. Dirinya memperkirakan, akhir 2020 desain IKN baru di Kaltim sudah ditetapkan.

Setelah itu, pembangunan secara bertahap sudah bisa dilaksanakan. Termasuk pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-PPU untuk menyesuaikan dengan sistem jaringan di IKN baru nanti. Struktur jaringan jalan itu akan menghubungkan titik pusat di dalam kawasan IKN. Maupun pusat-pusat regional di sekitar IKN. Semisal Balikpapan, Samarinda, Kukar yang merupakan kabupaten/kota eksisting.

“Jadi, jangan liat jembatan tolnya. Yang harus dilihat ada sistemnya dulu. Karena berubah. Bukan jembatan tolnya mundur, tapi dikaji ulang. Menyesuaikan dengan lokasi IKN,” terangnya. Sebagaimana diketahui, sebelum IKN ditetapkan dibangun di Kaltim, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah melakukan prakualifikasi ulang pada Juli 2019. Adanya tender ulang karena ketinggian jembatan ditambah. Jadi, 65 meter dari permukaan tinggi air pasang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X