SAMARINDA–Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda mengidentifikasi, Kota Tepian tengah memasuki musim hujan. Namun, untuk bulan ini masih dikatakan musim peralihan.
Sebab, yang menjadi catatan baru tiga daerah di Kaltim yang tengah masuk musim ini, yaitu Kutai Barat, Kutai Kartanegara, dan Samarinda yang meliputi Balikpapan dan Penajam Paser Utara.
Forecaster BMKG Samarinda Faizal Wempy mengatakan, peralihan musim kemarau ke musim hujan sudah terjadi sejak September. Namun, untuk intensitas hujan dalam satu bulan lalu masih keadaan ringan. "Intensitas hujan hingga akhir tahun, kemungkinan masih dalam intensitas ringan hingga sedang," ucapnya.
Sedangkan untuk puncak musim hujan, sesuai dengan data satelit yang ada akan terjadi pada Januari dan Februari 2020. Dia menerangkan, kaitannya musim hujan ini adalah fenomena angin kencang.
Faizal mengimbau masyarakat tidak keluar rumah saat hujan beserta angin kencang. "Umumnya ketiga hujan dengan intensitas lebat akan disertai dengan angin kencang," ucapnya.
Terkait angin puting beliung yang beberapa pekan lalu terlihat di perairan Balikpapan, Faizal menuturkan, fenomena tersebut sangat jarang terjadi di perkotaan. Namun, dia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
Pasalnya, angin puting beliung terjadi jika ada peralihan musim yang diiringi perubahan arah angin dan hingga kini pihaknya belum bisa menentukan prediksinya. Sebab, kejadian tersebut terjadi sangat cepat. "Fenomena tersebut bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga untuk prediksi belum bisa dipastikan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Rustam mengatakan, peningkatan kasus penyakit demam berdarah sering terjadi pada musim pancaroba. "Saat ini kami telah membuat surat edaran kewaspadaan dini untuk betul-betul mengantisipasi peralihan musim ini," ucapnya.
Dia menambahkan, pembawa virus DBD dengan mudah dan cepat tumbuh di lingkungan. Untuk itu, dia mengatakan, masyarakat harus menjaga lingkungan. Rumus 3M plus jangan sampai sukar dilakukan. "Nyamuk pembawa virus ini tidak kontak langsung dengan tanah," jelasnya.
Dia menambahkan, sampai saat ini, belum ada keluhan yang meningkat terkait DBD. Jika ada warga yang terkena virus DBD akan dilakukan fogging. Tapi, sebelumnya pihaknya akan melakukan pengecekan dua sampai tiga rumah di sekitar rumah korban DBD tersebut. (*/eza/dns/k8)