Gojek Siap Melantai di Bursa

- Senin, 4 November 2019 | 12:45 WIB

JAKARTA– Menginjak usia 9 tahun, Gojek langsung tancap gas meski ditinggal sang pendiri Nadiem Makarim yang undur diri setelah ditunjuk sebagai Mendikbud. Perusahaan rintisan (start-up) yang berstatus decacorn (valuasi lebih dari USD 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun) itu pun menuangkan target-targetnya dalam jangka panjang.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menegaskan, strategi bisnis ke depan akan bertumpu pada empat hal. Yakni, peningkatan kepuasan pelanggan, keberlanjutan bisnis, fokus menjadi perusahaan global lewat ekspansi ke berbagai negara, dan upaya mewujudkan Gojek sebagai tempat kerja berkelas dunia. ”Gojek akan terus membangun bisnis dengan pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan,” ujar Andre di Jakarta Sabtu (2/11).

Gojek akan fokus mengembangkan pesan-antar makanan dan minuman (Go-Food), sistem pembayaran (Go-Pay), dan transportasi (Go-Ride). Gojek juga bakal memperkaya layanan di aplikasi supernya melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Fokus jangka panjang berikutnya adalah mempersiapkan diri untuk melantai di bursa melalui skema initial public offering (IPO). ”Kami lagi persiapan ke arah sana. Tapi, waktunya kapan, belum ditentukan,” sahut Andre.

Untuk fokus berikutnya, yaitu menjadi perusahaan global melalui ekspansi internasional, Gojek menyiapkan dana USD 500 juta. Targetnya, menaikkan rasio pelanggan internasional terhadap pelanggan Indonesia hingga 50:50. Saat ini rasio antara pelanggan internasional dan Indonesia 20:80. ”Kami perkirakan rasio tersebut paling lama terjadi dalam lima tahun ke depan,” urai Andre.

Saat ini Gojek sudah beroperasi di lima negara di Asia Tenggara. Selain Indonesia, negara lain yang sudah disambangi Gojek adalah Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Total transaksi atau gross transaction value (GTV) Gojek dalam setahun terakhir mencapai USD 1,5 miliar. Di Filipina, Gojek baru hadir dalam bentuk layanan pembayaran. Andre berharap layanan transportasi juga bisa hadir di sana.

Negara lain yang dibidik adalah Malaysia. Gojek tetap mengincar Malaysia meski sempat ada isu penolakan. Andre berharap layanan Gojek di Indonesia juga dapat digelar di negara lain. Gojek telah berkomunikasi dengan para pemimpin negara tujuan ekspansi untuk memilih layanan yang cocok di negara tersebut.

Terakhir, fokus menjadi tempat kerja berkelas dunia. Co-CEO Gojek Kevin Aluwi menjelaskan, dalam enam bulan terkahir ini Gojek telah merekrut berbagai pemimpin industri teknologi kelas dunia. Beberapa di antaranya berasal dari Silicon Valley, Netflix, NASA, dan lainnya. Menurut Kevin, Gojek adalah pelopor super app yang telah membuktikan kesuksesan model ekosistem bisnis yang menghubungkan jutaan orang, pelanggan, mitra driver, merchant, serta penyedia layanan. ”Konsep itu bahkan menjadi referensi para pemain di industri global,” ujarnya.

Sejak berdiri pada 2010, Gojek telah bertumbuh pesat dengan berbagai dampak sosial ekonomi yang luas. Dalam kurun waktu 9 tahun, Gojek berhasil menciptakan lebih dari 2 juta peluang penghasilan, menghubungkan lebih dari 500 ribu pengusaha makanan, dan sebagian besar UMKM ke pasar yang lebih luas. (agf/tih/wir/c11/oki)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X