TANA PASER–Demi menjaga populasinya agar tidak punah, pemerintah daerah bersama warga Desa Damit, Kecamatan Paser Belengkong, bersama komunitas pemerhati hewan endemik, melepas 230 biuku ke alam bebas. Tepatnya di sekitar bantaran Sungai Kandilo.
Biuku merupakan jenis kura-kura sungai Kalimantan atau dalam bahasa latin Orlitia borneensis. Hewan ini banyak hidup di sekitar Desa Damit. Biota air itu sering ditemukan baik berupa induk maupun telurnya. Sejak tahun lalu, tradisi ini dipertahankan warga sekitar, sekaligus menggelar Budaya Rakyat Nutu Ponta atau Menumbuk Padi.
Para pemuda dan anak sekolah menyuguhkan tarian khas Paser, serta warga sekitar menyajikan kudapan khas lokal berupa kue manis, lemang, dan lainnya. "Hari ini, ada 230 biuku yang kita lepas ke sungai. Tahun lalu juga kita lepas dengan jumlah yang hampir sama," ujar Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Damit Satta Norhadi.
Dia menyebut pelepasan biuku agar populasinya tidak punah. Biasanya biuku mengerami telurnya sekitar 3 bulan. Setelah menetas, perlu setahun agar bisa dilepas ke alam bebas. Sekali bertelur biasanya menghasilkan sekitar 15–20 butir.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kabupaten Paser Katsul Wijaya mengapresiasi warga yang peduli terhadap reptil berkaki empat itu. "Semoga dengan kegiatan ini. Masyarakat paham bahwa Desa Damit melakukan konservasi biuku sebagai wujud upaya melestarikan dan melindungi hewan ini," kata Katsul.
Dengan hadirnya sejumlah dinas terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Dinas Pariwisata, Katsul berharap, agenda itu terus dipertahankan dan dikembangkan agar menjadi daya tarik wisata tersendiri. (jib/kri/k8)