Gigi Berlebih Bikin Risih

- Senin, 4 November 2019 | 10:20 WIB

IDEALNYA, seorang dewasa memiliki gigi berjumlah 32 buah. Namun, dalam kondisi tertentu, seseorang bisa mengalami hal yang tidak biasa alias hyperdontia. Istilah yang satu ini mungkin agak jarang terdengar. Kondisi tersebut menciptakan pertumbuhan yang tidak normal seperti gigi pada umumnya. Jumlah gigi yang berlebih itu disebut sebagai supernumerary.

“Sejauh pengalaman saya menangani pasien, paling sering menemukan pasien yang memiliki kelebihan gigi, satu atau dua. Kemudian, salah satu penyebab munculnya hyperdontia bisa datang dari faktor keturunan,” ungkap drg Rika Novalita saat ditemui di Puskesmas Segiri.

Umumnya, seseorang memiliki lebih 20 gigi primer yang muncul sejak usia 36 bulan dan lepas ketika genap 12 tahun. Kemudian, digantikan gigi permanen sebanyak 32 buah dan tumbuh sempurna ketika menginjak 20 tahun ke atas. Namun, perlu diingat, ada pula orang yang hanya memiliki 28 gigi permanen. Nah, orang yang memiliki pertumbuhan gigi primer lebih 20 dan gigi permanen lebih dari 32 bisa disebut dengan hyperdontia.

Sementara sebutan gigi supernumerary bisa tumbuh di seluruh bagian deret gigi. Pada umumnya, lebih sering di bagian deret gigi atas. Kemungkinan tumbuhnya gigi seri adalah yang paling biasa ditemukan. Namun, tak menutup kemungkinan, jika gigi geraham dan taring bisa tumbuh secara komplet di satu deret.

Kondisi tersebut tentu saja membuat tak nyaman. Sebab, sangat mengganggu penampilan. Selain itu, kesehatan gigi ikut terpengaruh karena bakteri berpotensi bersarang di sana. Ada pula hyperdontia memungkinkan memiliki sindrom pertumbuhan gigi tertentu yang tidak terkendali.

Sama seperti kondisi gigi mengganggu lainnya, sebaiknya langsung segera datang ke dokter. Deteksi sejak dini justru bakal lebih baik. Dijelaskan drg Rika, gigi yang tumbuh berlebih itu tak menimbulkan rasa sakit. Keinginan pasien mencabutnya pun lebih karena alasan estetika. Sama halnya jika ada gigi yang posisinya miring, bisa diatasi dengan menggunakan kawat gigi. Namun, jika sudah ada tanda-tanda, baiknya diserahkan kembali kepada pasien. Ingin dicabut atau tidak.

Kondisi hyperdontia juga perlu dibedakan dengan kondisi gigi lain. Salah satunya gigi krodit. Terkadang, ada orang yang tidak tahu apakah kondisi giginya memang berlebih atau berjejal. Jadi, tidak semua orang yang posisi giginya maju dan mundur itu terkesan seperti berlebih atau hyperdontia. Ada yang kelihatannya gigi bagian belakang seperti banyak, maka belum tentu. Berbeda sekali. Gigi krodit biasanya dialami oleh mereka yang memiliki rahang kecil.

“Biasanya saya akan lihat dulu gimana kondisi klinisnya. Kalau menurut pasien itu sangat mengganggu, ya lain cerita. Misalkan sudah merasa tidak nyaman, cabut saja. Supernumerary itu keadaan yang mungkin enggak semua orang punya. Kalau enggak masalah, ya enggak usah dilakukan apapun,” pungkasnya. (*/ysm/ndy/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X