SHENZHEN-Pengembalian Elina Svitolina yang gagal melewati net membuat Ashleigh Barty seketika mengepalkan kedua tangan sambil berteriak sekencang-kencangnya. Itu terjadi kemarin malam. Saat petenis ranking satu dunia tersebut memastikan gelar keempatnya musim ini dari turnamen akhir tahun WTA Finals 2019.
Di partai puncak tersebut Barty mengempaskan juara bertahan Svitolina dua set langnsung 6-4, 6-3. Durasinya 1 jam 26 menit. Hasil ini sekaligus langsung membuat Barty mencatatkan diri sebagai petenis putri Australia pertama dalam sejarah yang menutup akhir musim di posisi ranking satu dunia.
“Terima kasih harus aku ucapkan untuk seluruh timku. Mereka pemberi motivasi terbesar untukku sampai mampu mencapai semua ini,“ ucap Barty dalam upacara penyerahan piala.
Perjalanan petenis 23 tahun itu di 2019 ini memang istimewa. Dia mengawali musim di posisi ranking 15 dunia. Maret lalu Barty meraih gelar WTA Premier Mandatory pertama sepanjang karir dari Miami Open.
Tiga bulan berselang, pada Juni, dia kembali menyita perhatian dengan merengkuh trofi mayor perdana dari Prancis Terbuka. Masih di bulan yang sama, Barty kembali merengkuh trofi dari Birmingham Classic.
Gelar ketiga itulah yang membuatnya mengakuisisi ranking satu dunia dari tangan Naomi Osaka. Dan Trofi WTA Finals ini membuat Barty akhirnya mengunci posisi ranking dunia tertiggi tersebut sampai awal musim depan.
Sementara itu, bagi Svitolina, kekalahan ini membuatnya gagal meneruskan rekor menang sepuluh kali beruntun di pertandingan WTA Finals. Petenis Ukraina itu juga gagal mempertahankan trofi yang dia rengkuh tahun lalu.
Svitolina pun resmi menutup musim ini dengan tanpa mendapatkan satu gelar pun. Kali terakhir petenis 25 tahun itu mengangkat trofi adalah di WTA Finals tahun lalu yang masih berlangsung di Singapura.
“Selamat untuk Ashleigh. Kamu memang layak mendapatkan gelar tersebut. Permainanmu sangat mengagumkan sepanjang tahun ini,” ucap Svitolina dalam seremoni penyerahan piala.
Kemenangan ini membuat Barty menjadi petenis kedua dari Australia dalam sejarah yang mampu memenangi gelar di ajang WTA Finals. Satu petenis lain hanya Evonne Goolagong Cawley pada edisi 1974 dan 1976.
Kemenangan ini membuat Barty berhak membawa pulang hadiah senilai USD 3,5 juta (Rp 49 Miliar). Sementara Svitolina sebagai runner up mendapat hadiah sebesar USD 1,18 juta (Rp 16,5 Miliar), (irr)