BALIKPAPAN - Menjelang momen penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS), RSUD Beriman berharap juga mendapat jatah penambahan tenaga kesehatan. Direktur Utama RSUD Beriman Ratih Kusuma dalam pelayanan tentu butuh petugas dengan jumlah yang cukup.
Terutama petugas yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Dia menjelaskan sampai saat ini RSUD Beriman memiliki tenaga berstatus ASN sebesar 25 persen. Sementara sisanya 75 persen merupakan non-ASN.
Rinciannya 107 pegawai dari ASN dan 313 dari non-PNS. Sehingga saat ini total pekerja di RSUD Beriman sebanyak 420 orang. Dia menyadari kondisi ASN yang ada di kota Balikpapan terbatas. Sehingga selama ini pihaknya harus melakukan rekrutmen tersendiri untuk memenuhi kebutuhan SDM.
Rekrutmen melalui badan layanan umum daerah (BLUD), jumlah SDM yang diterima dari tenaga non-PNS mengikuti kebutuhan. "BLUD punya fleksibilitas dalam implementasi. Namun tetap berkoordinasi dengan Pemkot Balikpapan dan BKPSDM," sebutnya.
Pihaknya harus bijak dalam rekrutmen SDM, di mana setiap rekrutmen tentu menghitung kebutuhan. Setiap ada pegawai yang keluar, maka harus segera mencari penggantinya. Mengingat rumah sakit memiliki waktu layanan 24 jam.
Belum lagi penambahan SDM juga merupakan bentuk antisipasi terjadi peningkatan jumlah kunjungan. Banyaknya pasien juga harus seimbang dengan jumlah tenaga. Ratih mengungkapkan, jumlah kunjungan di RSUD Beriman mencapai 8 ribu orang per bulan. Sementara itu, rata-rata per hari sekitar 350-400 orang.
Menurutnya jumlah SDM sebaiknya ideal 50:50 antara ASN dan non-ASN. Sehingga jumlahnya seimbang. Dia berharap jika ada pembukaan CPNS, maka tenaga kesehatan bisa ditempatkan kembali ke RSUD Beriman. Ratih bercerita biasanya para tenaga non-ASN di RSUD Beriman akan ikut seleksi CPNS.
Sesuai pengalaman sebelumnya, mereka berhasil lolos seleksi. Meski akhirnya tidak ditempatkan kembali di rumah sakit tersebut. Namun mendapat tugas di fasilitas kesehatan lain. "Sangat disayangkan karena kami sudah melatih dan mereka juga sudah adaptasi. Kalau ditempatkan di tempat lain, kami harus rekrutmen ulang lagi," bebernya.
Ratih juga berharap dengan adanya menteri kesehatan yang baru, maka bisa diikuti dengan pemerataan tenaga kesehatan di daerah. Khususnya tenaga spesialis yang selama ini disebar dari program wajib kerja dokter spesialis.
Dia berharap, tenaga yang ditugaskan di Balikpapan bisa bertugas berkelanjutan. "Kondisi di daerah berbeda dengan di pusat yang dokter spesialisnya banyak. Kami harap ada berkelanjutan dari program itu," pungkasnya. (gel/kri/k18)