Untuk Menuntaskan Kasus Novel, Jokowi Beri Waktu Kapolri Satu Bulan

- Sabtu, 2 November 2019 | 22:04 WIB

JAKARTA- Tugas berat sudah menanti Kapolri baru, Jenderal Idham Aziz yang baru dilantik di Istana Negara, Jakarta, kemarin (1/10). Sebab, penuntasan kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan kini berada dipunggungnya.

Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya sudah meminta Idham untuk menuntaskan kasus tersebut. Kepada Idham, Jokowi memberi waktu satu bulan. "Saya sudah sampaikan ke Kapolri baru, saya beri waktu sampai awal Desember," ujarnya di Istana Merdeka, Jakarta. Namun Jokowi tidak memberikan alasan lebih lanjut soal perpanjangan waktu tersebut.

Sementara itu, usai dilantik, Idham enggan berbicara banyak. Dia hanya mengucapkan syukur atas kepercayaan yang diberikan dan siap untuk bekerja. "Kalau masalah program saya, saya sudah paparkan ketika fit and proper. Sehingga secara cepat akan saya tindaklanjuti," ujarnya.

Saat ditanya soal kelanjutan kasus penyiraman penyidik KPK Novel Baswedan, Idham menolak berkomentar lebih jauh. Saat dicecar, dia langsung pergi meninggalkan istana. Dia menyerahkan penjelasan kepada Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal.

Kepada media, Iqbal menegaskan penanganan kasus novel akan terus berjalan. Saat ini tim teknis masih terus bekerja. Selama lebih tiga bulan berjalan, Iqbal menyebut sudah ada hasil-hasil signifikan yang didapat. "Tolong digarisbawahi. Sangat signifikan yang sudah kami dapat," imbuhnya. Namun untuk kepentingan penyelidikan, dia enggan membeberkannya.

Agar berjalan efektif, Kapolri akan segera menunjuk Kabareskrim baru. "Kabareskrim yang baru akan diperintahkan untuk segera menuntaskan kasus Novel baswedan," ujarnya.

Soal sosok Kabareskrim baru, dia menyebut merupakan hak preogratif dari kapolri untuk menentukan siapa yang akan mengisinya. ”Tapi yang pasti, semua jenderal bintang tiga dan bintang dua memiliki kesempatan yang sama,” paparnya. Iqbal mengaku belum mengetahuinya. Yang pasti, pati terbaik tentu akan ditunjuk untuk memimpin lembaga FBI-nya Indonesia tersebut. ”Ya, belum,” paparnya.

Informasi yang diterima Jawa Pos, ada sejumlah nama yang dikabarkan akan mengisi posisi tersebut. Diantaranya, Irjen Gatot Eddy yang kini menjabat Kapolda Metro Jaya dan Irjen Listyo Sigit Prabowo yang menjabat Kadivpropam.  

Direktur Imparsial Al Araf pun menyampaikan bahwa penyelesain kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan masih ditunggu masyarakat. ”Kasus Novel Baswedan adalah tantangan pertama kapolri baru,” ungkap dia. Dengan segudang pengalaman, Idham diharapkan mampu menenemukan pelaku yang berbuat keji kepada Novel. Apalagi, alumnus Akpol 1988 itu sudah pernah bersentuhan langsung dengan kasus tersebut.

Baik saat mejabat kapolda Metro Jaya maupun kabreskrim Polri. Dia juga merupakan ketua tim teknis yang menangani kasus tersebut. ”Penyelesaian kasus Novel Baswedan akan memberikan jaminan untuk kita,” terang Al Araf. Dengan diungkapnya kasus Novel, dia menambahkan, masyarakat punya jaminan bahwa kasus serupa tidak akan terulang lagi. Sebaliknya, kasus serupa bisa saja kembali terjadi apabila penyerang Novel tidak dihukum.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur LBH Jakarta Arif Maulana. Karena itu, dia berharap ada kesungguhan dari aparat kepolisian untuk menuntaskan kasus Novel. ”Dan presiden harus konsisten dengan ucapannya,” ungkap dia. Bila terus-menerus dibiarkan, bukan tidak mungkin kasus Novel benar-benar tidak terungkap sebagaimana kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang selama ini masih jalan di tempat.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan menyampaikan, salah satu kunci kerja Kapolri bisa maksimal adalah menunjuk Kabareskrim yang tepat. Edi menilai Idham butuh kabareskrim muda yang energik. ”Biar kerja cepat,” ungkap dia saat diwawancarai Jawa Pos .

Edi menyebut, banyak perwira tinggi Polri yang bisa menggantikan Idham menduduki posisi kabreskrim. Dia yakin, suksesor Tito Karnavian tersebut memilih yang terbaik. ”Saya kira kapolri juga tahu mana yang pantas dan layak,” imbuhnya. Yang pasti, posisi tersebut tidak boleh dibiarkan kosong terlalu lama. “Dalam waktu dekat harus ditunjuk siapa yang jadi kabareskrim,” sambung dia.

Selanjutnya, Idham bersama jajaran dituntut bekerja cepat. Apalagi mereka punya banyak pekerjaan yang belum tuntas. Kasus Novel Baswedan adalah salah satu di antaranya.

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menambahkan, Kabareskrim merupakan posisi yang begitu sentral. Tentunya, seharusnya orang yang memiliki kemampuan dan memiliki keseriusan dalam pemberantasan korupsi. ”Jangan hanya terpaku pada program-program presiden,” paparnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X