Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terjadi dalam sepekan. Masalahnya ada keterlambatan distribusi. Namun, yang kini dalam sorotan adalah aktivitas pengetap. Terlebih, operasinya tak jauh dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
AKTIVITAS pengetap memang kerap membuat geram. Pengisian kendaraan yang tangkinya sudah dimodifikasi, seolah tak diketahui operator SPBU. Dijual kembali tanpa mengantongi izin, tentu sudah melanggar aturan. Menjamurnya pengetap dan pengecer di Kutim, menjadikan stok BBM cepat habis, akibatnya pengecer bisa meraup keuntungan lebih.
Menanggapi kelangkaan BBM berkepanjangan, jajaran Polres Kutim mengadakan rapat dengan Pemkab Kutim, Pertamina hingga pemilik usaha SPBU se-Sangatta, kemarin (1/11). Manajer SBM Pertamina Samarinda Herdi menyampaikan, kelangkaan bukan hanya di Sangatta. Seluruh pendistribusian yang di bawah kendali Samarinda mengalami keterlambatan pengiriman, seperti Bontang, Mahulu, hingga Kutim.
"Enggak langka, tapi lambat pengiriman. Kapal ada keterlambatan sandar di Samarinda, karena antre di Jetty V Balikpapan. Kami melakukan alternatif dengan mengirim pakai mobil tangki langsung dari Balikpapan. Tapi karena jaraknya jauh, sampai di Sangatta juga cukup lama," ujarnya saat menyampaikan laporan. Untuk mengganti keterlambatan, pihaknya akan menambah jumlah pasokan untuk Kutim. Jika biasanya hanya 100–120 kiloliter, kali ini Pertamina akan mengirim sekira 160 kiloliter per hari.
"Ditambahkan lebih banyak untuk seluruh SPBU. Tidak ada kelangkaan, apalagi isu kenaikan harga, itu tidak berkaitan. Ini murni terlambat dan segera diganti untuk recovery," tandasnya. Menurut dia, Pertamina hanya mendistribusikan sesuai permintaan dari pemerintah kabupaten, yang dilanjutkan ke pemerintah provinsi lalu disahkan SKK Migas.
Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang membenarkan terjadinya antrean panjang di hampir seluruh SPBU. Orang nomor dua di Kutim itu menyebut, ada keluhan dari masyarakat. Tidak hanya itu, dia juga memantau langsung kondisi di lapangan. Namun, bersama Pertamina, akan mencari solusi jangka panjang. "Berarti nanti harus pertegas kuota, karena saya baru tahu juga ini ternyata ada peranan penting dari pemerintah," jelasnya.
Wabup menginginkan seluruh pengecer bisa diberikan pemahaman, agar masalah kelangkaan BBM bisa teratasi, dan pedagang kecil tidak lagi menjadi penyebabnya. "Dibuatkan aturan, agar teratur dan terkoordinasi, jadi tidak ada lagi yang membeli semaunya di SPBU. Sejauh ini tidak boleh ada pengecer. Nanti dibuatkan edaran," ungkapnya. (*/la/dra2/k8)