Tebar Rasa Takut Ditinggal pas Sayang-sayangnya

- Jumat, 1 November 2019 | 11:05 WIB

Masih ingat si cantik Arini (Della Dartyan) yang bikin Richard (Gading Marten) patah hati di akhir film Love for Sale? Ternyata Richard bukan satu-satunya korban.

 

ARINI yang cantik dan lembut datang lagi. Di Love for Sale 2, ’’targetnya’’ adalah Indra ’’Ican’’ Sikumbang (Adipati Dolken) dan keluarganya yang hangat.

Ican barangkali mewakili tipe pria metropolitan yang terbebani tuntutan menikah. Dia berusia 32 tahun, tapi masih bujangan. Sang kakak (Aryo Wahab) dan adik (Bastian Steel) sudah menikah. Ros (Ratna Riantiarno), ibu Ican, sampai makan hati mikirin anaknya yang belum ingin menikah.

Demi menenangkan sang ibu yang amat ingin menimang cucu, Ican pun membuka situs Love Inc untuk menyewa kekasih kontrak. Dia adalah Arini, yang kini mengubah namanya menjadi Arini Chaniago agar lebih nyambung dengan keluarga Minang Ican. Bukan cuma hati Ican yang dicuri Arini. Hati Ros pun tersentuh. Dia ingin Arini jadi menantunya.

Saat hendak dirilis, Love for Sale 2 mengangkat jargon The Most Horror Love Story. Jargon itu sesuai dengan kisah film yang kurang lebih sama dengan Love for Sale pertama. Penonton akan melihat proses Ican yang perlahan jatuh cinta kepada Arini. Seolah ikut merasakan ketakutan bagaimana seandainya masa kontrak habis dan Arini pergi.

Meski kembali mengangkat kisah Arini yang (katanya) suka bikin patah hati, film kedua punya perbedaan signifikan. Jalan ceritanya lebih ramah keluarga. Maksudnya, jalan cerita dan adegan-adegan tidak sevulgar film pertama. ’’Di film kedua, memang konfliknya bukan cuma dua orang, tapi melibatkan keluarga,’’ kata sutradara Andibachtiar Yusuf.

Dengan pilihan konflik itu, Ucup –sapaan akrabnya– berhasil memberikan sudut pandang baru dalam jagat cerita Love for Sale. ’’Kalau dulu, si Richard kan fakir asmara. Nah, sekarang ada ibu-ibu yang kepingin banget anaknya menikah. Jadi, tokoh Bu Ros ini cukup vital,’’ terang Ucup.

Cerita yang berfokus pada hubungan antara Arini dan keluarga Ican pun bisa dibilang asyik untuk diikuti. Ringan, penuh humor, menyentuh, sekaligus relatable. ’’Di setiap keluarga, orang tua kan selalu ingin anaknya menikah dan punya keturunan. Itu hal yang umum,’’ ujar Irfan Ramli, penulis naskah.

Della Dartyan mengakui, emosi Arini lebih kompleks di film kedua. Tak hanya menunjukkan sifat romantis, tapi juga kerapuhan dan kerinduan. Bahkan, ada sedikit bagian cerita yang melibatkan masa lalu Arini. ’’Ada sudut pandang Arini. Tapi, di sisi lain, dia juga harus ikut dengan kewajibannya kepada klien,’’ jelas Della.

Jarak antara film pertama dan kedua yang lebih dari setahun tak menyulitkan Della untuk kembali mendalami perannya. ’’Dulu sampai tanya ke psikiater soal emosi karakter Arini. Sekarang, tinggal melihat catatan di skenario film pertama,’’ ucap aktris 29 tahun tersebut.

Bisa dibilang, lagi-lagi film itu sukses menebar kembali sensasi rasa takut ditinggal saat lagi sayang-sayangnya. Arini sukses mengaduk emosi penonton. Lalu, karakter Ican dianggap mewakili perasaan para bujang lapuk. Sementara itu, Ros yang keibuan bakal bikin ingat sosok ibu di rumah. Oh iya, di akhir film, akan ada sedikit kejutan. Well, kejutan yang menggantung sih. Apa itu? Nonton aja deh. (len/c18/jan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X