Kuliner di Lingkaran Seni Restoran Selat Makassar, Ada Ikan Bakar Colonial Rasa Indonesia

- Senin, 28 Oktober 2019 | 09:45 WIB

Daya tarik sudah dirasakan ketika berada di area parkir, bangunan depan Selat Makasar Colonial Resto. Pintu masuk dirancang pakai daun pintu tinggi berwarna merah tua. Layaknya sebuah pintu masuk benteng. Seni bercampur kuliner.

 

SEBELUM masuk, sebelah kanan, ada pajangan sepeda kebo dan beberapa gambar dalam pigura. Di sampingnya, dinding kayu era 1950-an bergambar menara Eifel di Paris, dekorasi pot kecil berisi bunga dan bambu Tiongkok.

Tepat depan pintu masuk pintu besar tadi, ada meja resepsionis. Satu pegawai menyapa ramah kemudian mengantarkan ke meja   yang kosong sambil membawa buku menu Colonial yang dilapisi papan kayu.

Interior di dalam restoran berlantai dua berada di Jalan Mulawarman, Batakan, Balikpapan ini sejuk. Ini selain plafonnya sangat tinggi, ditambah pula mesin penyejuk ruangan. Terlihat besi baja sebagai penopangnya. Sedangkan dindingnya, batu bata warna putih.

Ada pula jendela di semua dinding, yang dipasang di bagian atas. Sehingga sirkulasi udara semakin leluasa. Beberapa kursi sofa panjang dirancang berhadapan. Ada pula meja-kursi berbahan kayu.

Dapurnya terletak di sisi kanan. Sehingga pengunjung selain menikmati makanan-minuman dengan harga terjangkau itu, bisa pula melihat langsung koki memasak. Ada pula prasmanan, bebas memilih aneka makanan tersedia.

Sedangkan di paling depan, ada bar, yang menyajikan aneka minuman segar. Ketika pengunjung penuh, lantai dua yang bisa digunakan untuk pertemuan bisnis, meeting, dan acara pernikahan, dapat bersantai disana sambil menikmati pemandangan interior yang terkesan di dalam benteng.

Saat hendak naik ke lantai dua, samping tangga berdiri baju besi, atribut perang zaman Romawi. Di setiap dinding terpasang foto presiden dibingkai besar. Seperti Soekarno dan Soekarno. Ada pula presiden Amerika Serikat, John F Kennedy. Pemimpin Palestina, Yasser Arafat, Dai Lama dan Hitler.

“Kesan penjajahan namun didekor laiknya zaman penjajahan,’ kata Eddy  selaku pengelola. “Yang kami suguhkan, kenyamanan, kebersihan, dan harga terjangkau,” ujarnya.

Tak hanya warga lokal, warga negara asing kerap pula berkunjung. Aneka masakan ikan. Dibakar, goreng dan lainnya. Termasuk anek seafood. “Lebih khas masakan Makassar,” kata Edy. Ada sop palumara, ikan bakar rica dan lainnya.(aim/kri)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X