Strategi Pengendalian Banjir, Akan Bentuk Forum DAS

- Senin, 28 Oktober 2019 | 09:44 WIB

BALIKPAPAN - Hasil kajian Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) KLHK menyebutkan Balikpapan termasuk kota yang memiliki tingkat banjir tinggi. Mengatasi hal itu, Pemkot Balikpapan akan segera membuat strategi dalam pengendalian banjir di Kota Minyak.

Ada dua yang akan dilakukan. Yakni, pembuatan forum daerah aliran sungai (DAS) dan gerakan tadah air hujan sebagai solusi masalah banjir. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan Suryanto menyebutkan, keputusan itu diambil setelah mengikuti hasil kajian yang melibatkan perguruan tinggi hingga forum masyarakat.

Di antaranya, Universitas Mulawarman, Universitas Gadjah Mada, dan Forum DAS Kaltim. Dia menjelaskan pembuatan forum DAS bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan DAS yang ada di Balikpapan. “Misalnya aman atau tidak, apa yang menyebabkan banjir sudah teratasi. Bagaimana menjaga DAS Manggar, mana zona yang bisa ditanam,” bebernya.

Forum ini nanti akan melibatkan unsur pemerintah, perusahaan, akademisi, hingga masyarakat untuk mengamankan aliran DAS. Pihaknya akan melakukan rapat bagaimana teknis pembentukan forum tersebut. Apalagi forum ini harus mampu menggerakkan seluruh elemen untuk bekerja sama menjaga DAS.

“Forum DAS ini bisa mencegah banjir sekaligus mengevaluasi sistem yang ada,” sebutnya. Tidak hanya itu, Pemkot Balikpapan juga berencana perwali tentang penadahan air hujan. Dia berharap, dari perwali nanti ada gerakan panen air hujan dari masyarakat. Mereka berkomitmen untuk mau memanen air hujan.

Dia mengatakan, selama ini sudah ada beberapa yang turut melakukan gerakan tersebut. Namun belum bergerak secara menyeluruh. Nantinya, perwali mewajibkan setiap warga di rumah masing-masing untuk menampung air hujan menjadi air tanah. Sehingga air yang berlebihan bisa dimanfaatkan dengan baik, bukan malah menjadi banjir.

Contoh yang ada sekarang seperti sistem ground tank yang berada di Living Plaza dan Hotel Platinum. Ketika air penuh melampaui 5 meter, air bisa dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan toilet dan lainnya. Konsep seperti ini bisa dilakukan untuk mereka yang memiliki area sempit.

“Sedangkan untuk rumah seluas 100 meter persegi bisa dapat sekitar 3,5 debit sentimeter per hujan. Bisa mengatasi kebutuhan air,” bebernya. Sementara itu, Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud juga memberikan respons positif untuk gerakan tadah air hujan.

Menurutnya gerakan ini bahkan sudah dilakukan oleh negara maju yang memiliki sistem penampungan air hujan luar biasa. “Kenapa Balikpapan tidak bisa mengikuti gerakan itu, padahal secara geografisnya juga jarang kemarau panjang,” ucapnya.

Dia mengungkapkan gerakan ini akan segera berjalan dengan serius. Pemkot Balikpapan siap memberikan instruksi kepada camat dan lurah untuk menyebarkan informasi itu. “Mau tidak mau harus melakukan untuk antisipasi kelangkaan air. Sekaligus antisipasi hujan,” ucapnya.

Namun pemerintah daerah juga masih harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa air hujan itu terbukti aman dan baik. Rahmad mengatakan, pH air hujan setelah ditampung 7,4 yang berarti sehat. Selama ini banyak masyarakat yang salah beranggapan bahwa air hujan tidak baik untuk kesehatan. “Itu yang harus kami sosialisasikan kepada masyarakat. Harus berubah mindset kalau air hujan aman sehat,” imbuhnya.

Bahkan gerakan tadah air hujan ini bisa lebih jauh dengan membuat perwali bagi setiap perumahan. Di mana perumahan wajib membangun penampungan air di rumah sebesar 5 kubik. “Kalau bendali bukan untuk pribadi, ini penampungan di setiap rumah. Kalau itu dipromosikan justru punya kelebihan dan kelengkapan kebutuhan pokok,” pungkasnya. (gel/kri)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X