NAMA Alue Dohong tak asing bagi masyarakat Kalteng. Ia merupakan putra Dayak yang dipercaya menjadi deputi Konstruksi, Operasi, dan Pemeliharaan Badan Restorasi Gambut (BRG) sejak 2016. Kini dia mendapat tugas baru dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) membantu Siti Nurbaya.
Pada Rabu (23/10), tepat pada saat pengumuman nama-nama menteri Kabinet Indonesia Maju, Alue Dohong mengunggah foto bersama Menteri LHK Siti Nurbaya di akun Facebook miliknya. “Selamat dan sukses mengemban tugas kembali sebagai menteri LHK buat Ibu Siti Nurbaya. Semoga amanah dalam mengelola dan melindungi hutan, lahan serta lingkungan hidup di Indonesia,” tulisnya.
Ternyata, sehari setelah dia mengunggah foto bersama menteri LHK, giliran dirinya yang dipanggil menghadap Jokowi. Tadi malam (25/10), Alue Dohong menuturkan kepada Kalteng Pos (Jawa Pos Group). Sehari sebelum dia dipanggil presiden, dia mendapat telepon dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada Kamis pagi (24/10).
Saat itu, pria kelahiran Desa Tumbang Kalang, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, itu hanya diberi tahu menjadi kandidat wakil menteri dan diminta ikut dalam rapat bersama presiden pada Jumat pagi (25/10) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kepadanya, presiden banyak berdiskusi bagaimana membantu Kementerian LHK (KLHK) bersama Menteri LHK Siti Nurbaya. Rupanya diskusi itulah yang membawanya dipilih menjadi wakil menteri.
Selanjutnya, Alue mengatakan siap membantu mencapai visi dan misi presiden di sektor kehutanan. “Seperti kegiatan rehabilitasi hutan, perbaikan hutan, pelibatan masyarakat di kawasan hutan, dan pengembangan bibit di masyarakat,” ujar pria yang berulang tahun setiap 5 Oktober itu.
Termasuk, kata dia, presiden ingin dibantu bagaimana ikut merancang ibu kota negara (IKN) baru di Kaltim. “Yang terkait dengan konsep ibu kota yang smart, green, sustainable, dan beautiful city,” ujar Alue.
Melihat latar belakang dirinya yang suku Dayak, presiden mengharapkan Alue menjadi wakil menteri yang bisa membuat suku Dayak terlibat dalam kegiatan pembangunan kehutanan atau hal lain melalui pendekatan inklusif.
Sementara itu, mendengar dari beberapa saran tokoh masyarakat di Kalteng terkait penerapan kearifan lokal di sektor kehutanan, Alue mengatakan akan coba mengakomodasi setiap masukan yang disampaikan.
“Presiden juga menekankan terkait hutan adat, agar masyarakat adat bisa mengelola hutan secara baik,” ucapnya seraya menyebut bahwa jabatannya di BRG sudah berakhir. Diketahui, Alue Dohong merupakan tokoh Dayak pertama yang masuk kabinet pemerintahan. (ila/ce/JPG/rom/k16)