PENAJAM – Memasuki musim tanam pada periode Oktober-Maret, petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) justru belum dapat melakukan penanaman padi. Sebab, kondisi areal sawah masih kering. Sehingga aktivitas penggarapan sawah belum dilakukan. Itu ditegaskan Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU Bambang Marjuki.
"Semua lahan sawah di PPU ini mengandalkan tadah hujan. Kalau intensitas hujan sudah tinggi, baru petani melakukan tanam serentak. Tapi sampai hari ini masih belum ada hujan," kata Bambang.
Bambang melanjutkan, memang beberapa wilayah di Benuo Taka sudah diguyur hujan. Namun khusus di areal persawahan, intensitasnya masih sangat rendah. Sehingga saluran pengairan yang mengandalkan sistem tadah hujan dalam kondisi kering kerontang. “Ya, bagaimana bisa tanam padi. Ketika kami ke lapangan beberapa waktu lalu, salah satunya di Labangka, parit irigasi sawahnya saja masih kering,” sambungnya.
Dia pun mengimbau para petani untuk sedikit lebih bersabar. Sebab diprediksi intensitas curah hujan di PPU mulai tinggi di November nanti. "Kemungkinan bulan depan petani sudah bisa menggarap lahan. Karena diprediksi curah hujan sudah tinggi di November. Dan petani sudah bisa mulai tanam padi," sambungnya.
Pola tanam petani padi pun disarankan Bambang untuk menerapkan pola jajar legowo. Sebab mampu meningkatkan produksi secara signifikan. "Selain meningkatkan jumlah anakan, karena tersedianya ruang yang cukup, jajar legowo juga mempermudah petani dalam melakukan perawatan," pungkas pria yang rencananya pensiun pada 2020 ini. (asp/ind/k18)