Kaltim Cocok Jadi Destinasi Halal

- Kamis, 24 Oktober 2019 | 11:06 WIB

Setelah ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia oleh standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, berbagai sektor pendukung pariwisata diminta segera mengikuti. Termasuk perhotelan dan restoran. Tentu untuk membuat pengunjung nyaman dan aman.

SAMARINDA – Dinobatkannya Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia tahun ini diharapkan bisa menular di Kaltim. Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan, Kaltim cocok sebagai salah satu destinasi halal di Tanah Air. Jadi perhotelan dan restoran harus mendukung itu.

Namun, dia menekankan adanya perbedaan antara hotel halal dengan syariah. Untuk hotel syariah punya ketentuan lebih rumit. Seluruh produknya dari hulu sampai hilir harus sesuai syariat Islam. “Kalau sertifikasi halal lebih mudah, tidak terlalu banyak ketentuan yang rumit seperti hotel syariah,” ujarnya, Rabu (23/10).

Dia menjelaskan, dorongan sertifikasi halal utamanya dilakukan pada bagian layanan dapur dan restoran hotel. Komponen ini dinilai paling penting karena menjadi salah satu hal yang sering ditanyakan dan dipertimbangkan oleh wisatawan. Dengan sertifikasi halal, perhotelan akan memberikan rasa aman bagi pengunjung hotel.

“Dengan sertifikasi halal, perhotelan sudah turut serta dalam menerapkan tujuh sapta pesona wisata,” ungkapnya. Adapun tujuh sapta pesona itu terdiri dari rasa, aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah dan kenangan.

Tetapi ada beberapa daerah yang menolak sertifikasi halal. Misalnya daerah dengan mayoritas non muslim seperti Nusa Tenggara Timur. Kebanyakan pengelola hotel kesulitan menerapkan itu. Namun, di Kaltim sangat berpotensi dikembangkan sebagai wisata halal. “Ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Jika Kaltim menerapkan wisata halal, maka akan ada kepastian pasar. Sebab segmentasinya pas,” jelasnya.

Zulkifli mengatakan, seharusnya sertifikasi halal bisa menjadi peluang bagi pelaku industri perhotelan memperluas pangsa pasar halal dari mancanegara. Namun, saat ini sebagian besar hotel berbintang di Indonesia belum memiliki sertifikat halal. Tapi sudah banyak hotel berbintang yang ramah terhadap muslim.

Sertifikat halal penting bagi wisatawan sebagai jaminan bahwa kebutuhan mereka sebagai seorang Muslim bisa terpenuhi. “Saya mendukung jika untuk sertifikasi halal, tapi harus digarisbahawi halal bukan berarti menjadi hotel syariah,” pungkasnya.

Senada, Ketua PHRI Balikpapan Sahmal Ruhip menegaskan, ada perbedaan antara sertifikat halal dan hotel syariah. Untuk halal, lebih kepada fokus makanan dan minuman yang disajikan. “kalau konsep penginapan syariah hampir semua fasilitas harus sesuai syariat halal. Ini sudah ada. Tinggal konsumen saja yang memilih,” tuturnya.

Dia menjelaskan, di Kota Minyak sudah ada lebih dari lima hunian syariah. Guest house paling banyak. “Kami siap mengikuti ketentuan yang diberlakukan pemerintah. Tapi harus dijelaskan dulu aturannya bagaimana. Perlu ada sosialisasi dulu,” pungkasnya. (ctr/aji/ndu2/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X