TOKYO– Tirai tebal warna ungu yang menutup takhta Takamikura dibuka perlahan. Sosok Kaisar Naruhito yang memakai jubah cokelat akhirnya terlihat. Itulah awal dimulainya ritual upacara kenaikan takhta Sokui no Rei.
Kaisar 59 tahun tersebut berdiri tegak. Dia lantas memproklamirkan penobatannya di hadapan keluarga dan seluruh undangan.
’’Saya berjanji bertindak sesuai dengan konstitusi dan memenuhi tanggung jawab sebagai simbol negara dan persatuan rakyat,’’ bunyi penggalan pidato Naruhito. Upacara itu diakhiri dengan tembakan meriam ke udara.
Kenaikan takhta Naruhito terbilang istimewa. Sebab, sang ayah, Akihito, masih hidup. Akihito adalah kaisar pertama Jepang yang turun takhta dalam 200 tahun terakhir. Dia merasa sudah tua dan sakit-sakitan sehingga menyerahkan kekuasaannya kepada sang anak.
Resmi Kuasai Takhta Bunga Seruni
SEREMONI penobatan Kaisar Naruhito dijalankan dengan tradisi kuno pada Takhta Bunga Seruni (Chrysanthemum Throne). Takhta Bunga Seruni pun menjadi nama lain kekuasaan para kaisar di Jepang. Berikut fakta tentang takhta yang dipakai kemarin tersebut. Takhta Bunga Seruni disimpan di Kyoto, ibu kota lama Jepang. Takhta itu dibawa ke Tokyo khusus untuk seremoni.
Takhta dibangun dari kayu sancang (cypress) seberat total 8 ton. Bagian bawahnya berupa panggung dengan pagar merah. Takhta itu berhias ukiran keemasan. Di bagian atasnya, terdapat patung dan ukiran burung feniks (phoenix).
Takhta untuk kaisar disebut Takamikura. Takhta permaisuri disebut Michodai. Meski disebut takhta, tempat itu tidak diduduki. Selama seremoni, kaisar dan permaisuri terus berdiri. (sha/jpnn)
Sumber: Agence France-Presse
Fakta-Fakta Penakhtaan Kaisar Jepang