Retakan Republik Mulai Terlihat, Demokrat Perkuat Kasus Pemakzulan

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 14:09 WIB

WASHINGTON– Partai Demokrat di Dewan Perwakilan AS berniat ngebut dalam mempersiapkan proses pemakzulan untuk Presiden AS Donald Trump. Namun, kini mereka harus mengubah ritme komite investigasi menjadi maraton. Sebab, bukti terhadap penyelewengan sang taipan tersebut terus menumpuk.

Kemarin (22/10) komite yang dipimpin Adam Schiff itu dijadwalkan bertemu dengan William Taylor dalam sidang tertutup. Pria yang lebih akrab disebut Bill Taylor itu sudah lama dinanti. Pasalnya, dialah yang paling kuat memberikan sinyal bahwa Trump melakukan praktik quid pro quo (bantuan dibalas bantuan, Red).

’’Seperti yang saya bilang di telepon, menunda bantuan keamanan untuk kampanye politik itu gila,’’ tulis Taylor kepada Dubes AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland dan utusan khusus untuk Ukraina Kurt Volker.

Mantan tentara yang menjadi diplomat veteran itu terlihat blak-blakan dalam teks yang dipublikasi Dewan Perwakilan AS awal bulan ini. Saat kejadian itu, Taylor diberi tugas secara mendadak untuk menjadi pelaksana tugas Dubes AS untuk Ukraina. Hal itu perlu dilakukan karena pemerintah AS tiba-tiba menarik Marie Yovanovitch dari kursi pimpinan diplomat AS di Kiev.

Namun, pria yang pernah bertugas di Israel, Afghanistan, dan Iraq itu justru menemui situasi yang kompleks. Dia pun terang-terangan menyatakan tak setuju dengan langkah pemerintah yang menangguhkan bantuan untuk Ukraina. Juga terhadap sikap Trump yang enggan berbicara dengan pimpinan Ukraina.

’’Yang paling buruk adalah jika mereka berbicara dan tetap tak mendapatkan bantuan. Rusia pasti senang (dan saya berhenti),’’ ungkapnya dalam pesan teks 8 September lalu.

Beberapa mencemooh Taylor karena meninggalkan jejak terkait isu yang sensitif. Namun, beberapa yang lain berkata sebaliknya. Justru, dengan memastikan percakapan telepon dalam teks, Taylor bisa cuci tangan dari skandal tersebut.

Dan Schiff pun dengan senang hati mendengarkan kesaksian Taylor. Dalam lima minggu penyelidikan, hampir semua saksi yang diperiksa mendukung dugaan quid pro quo oleh Trump. Beberapa lainnya juga memberikan fakta baru tentang kelakuan buruk orang nomor satu di AS tersebut.

’’Hanya fakta-fakta. Jika kita menerangkan kisah yang terjadi secara sederhana, rakyat AS akan mengerti mengapa presiden harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,’’ ujar Kepala Kaukus Demokrat Dewan Perwakilan AS Hakeem Jeffries kepada New York Times.

Awalnya, Demokrat hanya ingin melakukan penyelidikan supercepat dan tertutup. Namun, rumor yang beredar menyebutkan bahwa partai keledai tersebut mempersiapkan sidang terbuka. Tentu saja, target untuk menuntaskan investigasi sebelum Thanksgiving (28/10) tak mungkin tercapai.

Kepercayaan diri mereka bertambah berdasar hasil survei terbaru. Menurut polling, rakyat AS makin mendukung penyelidikan meski belum menyetujui adanya pemakzulan. Sikap tersebut juga tecermin dari internal Republik sendiri. Senator Republik Lindsey Graham menyatakan bakal mendukung pemakzulan jika disodorkan bukti kuat penyelewengan kekuasaan Trump.

’’Setiap saksi berbicara, kita terus mendapatkan kabar mengejutkan,’’ ujar Francis Rooney, anggota Dewan Perwakilan AS, kepada CNN. Rumornya, Rooney memutuskan hengkang dari Washington pada 2020 karena jengkel dengan kelakuan Trump.

Bagaimana Trump? Dia tentu jengkel. Baik terhadap musuhnya di Demokrat maupun kawannya di Republik. Menurut dia, rekanan di partai gajah tak lagi mengeluarkan dukungan yang kuat untuknya. Sedangkan Demokrat makin solid saja untuk menjatuhkan dia.’’Mereka (Demokrat, Red) itu ganas dan kompak,’’ kata Trump. (bil/c4/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X