Siapa Pengganti Tito? Ada 3 Jenderal yang Layak

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 10:45 WIB

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian dipastikan mengisi slot kursi menteri dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Tito didapuk menjadi Menteri Dalam Negeri. Penugasan tersebut berimbas pada pemberhentiannya sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara. Surat pengunduran diri Tito dari jabatan kapolri dibacakan Ketua DPR Puan Maharani dalam rapat paripurna DPR kemarin sore (22/10).

Alasan pengunduran diri Tito, papar Puan, karena yang bersangkutan akan mengemban tugas baru dalam pemerintahan berikutnya. Puan menjelaskan, kapolri memang diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Namun, proses tersebut harus melalui persetujuan DPR. Itu sesuai dengan ketentuan pasal 11 ayat 1 dan 2 Undang-Undang (UU) nomor 2/2002 tentang Kepolisian RI. ’’Setelah disetujui dalam paripurna tadi, kami langsung mengirim surat ke presiden,” jelasnya.

DPR baru menerima surat pengunduran Tito kemarin siang. Pimpinan DPR pun menggelar rapat internal sebelum dibacakan secara terbuka di rapat paripurna. Dalam surat juga disebutkan bahwa Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) kapolri sebelum ada keputusan presiden.

Ditanya lebih jauh menteri apa yang diemban Tito, Puan mengaku tidak tahu. Dia bilang, dalam surat maupun rapat dengan Tito tidak disebutkan secara spesifik soal jabatan berikutnya. ’’Beliau (Tito Karnavian, Red) hanya bilang dapat amanah baru. Kan besok (hari ini, Red) diumumkan. Kita lihat saja lah,” papar politikus PDI Perjuangan itu.

Sementara itu, mundurnya Jenderal Polisi Tito Karnavian mengubah gerbong kepemimpinan di tubuh Polri. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan, Wakapolri Ari Dono tidak akan bertugas lama sebagai Plt Kapolri. ’’Sampai Desember, sebelum dia (Ari Dono, Red) pensiun,” katanya.

Ari Dono merupakan jenderal bintang tiga Polri yang bertugas sebagai wakil Tito di institusi kepolisian. Dia juga pernah bertugas di Bareskrim Polri. Edi menyampaikan bahwa Ari Dono bukan orang pertama yang diberi amanat menjadi plt kapolri. ’’Dulu ada Pak Badrodin Haiti. Saat gagal pelantikan terhadap Budi Gunawan, ketika Pak Sutarman diganti Pak Haiti yang jadi pelaksana tugas lalu diajukan calon kapolri dan dilantik,” jelas dia.

Namun, mekanisme itu besar kemungkinan tidak dilakukan terhadap Ari Dono. Selain masa tugas yang tinggal sebentar lagi, ada nama-nama lain yang dinilai cocok menggantikan Tito. Menurut dia, ada tiga jenderal Polri yang berpeluang sebagai kapolri. Yakni, Kabaintelkam Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. ’’Salah satu (calon) terkuatnya adalah kapolda metro,” ungkap Edi. Dia membeberkan sejumlah alasan yang memungkinkan Gatot menjadi suksesor Tito. Salah satunya terkait performa. Gatot dinilai berhasil menjaga keamanan ibu kota. Kemudian, Gatot angkatan Akpol 1988 yang hanya selisih satu tahun di bawah Tito. ”Yang lebih penting, banyak pihak menilai chemistry-nya dengan presiden sangat baik,” jelasnya.

Senada dengan Edi, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane menyampaikan, Gatot potensial menjadi pengganti Tito. Berdasar analisisnya, Gatot akan dipromosikan menjadi kepala Bareskrim Polri lebih dulu.

Dengan begitu, dia akan naik pangkat menjadi komjen. Sedangkan Komjen Pol Idham Azis akan ditugaskan menjadi wakapolri. ’’Posisi kapolda Metro Jaya ada dua calon kuat. Yakni kapolda Jabar dan kapolda Lampung,” ujar Neta. Setelah Ari Dono purna tugas, Gatot akan diusulkan menjadi kapolri. ’’Untuk kemudian posisi kapolri nantinya akan dipegang Gatot,” kata dia menambahkan.

Terkait hal itu, Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adisaputra menyampaikan bahwa, Polri masih menunggu pengumaman resmi dari Presiden Jokowi. Meski Tito sudah dipanggil dan datang ke Istana Senin lalu (21/10), penguman resmi tetap jadi patokan. ’’Menunggu pengumuman resmi dari bapak presiden besok (hari ini) yang akan dilanjutkan dengan pelantikan seluruh jajaran kabinet yang baru,” jelasnya.

Yang pasti, Asep menjelaskan, instansinya memiliki mekanisme internal terkait dengan mutasi dan promosi perwira tinggi (pati). ’’Langkah-langkah antisipasi dan perencanaan pasti akan dibuat oleh Polri. Tetapi, itu semua masih dalam perencanaan. Resminya setelah ada pengumuman dari bapak presiden,” beber Adi. Terkait dengan jabatan baru Tito. Selain pantas memimpin BIN, banyak pula yang memprediksi dia akan ditugasi sebagai mendagri. (mar/syn/oni)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB
X