Se Indonesia, Segini Nih Luas Lahan yang Terbakar saat Karhutla Lalu

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 10:24 WIB

JAKARTA  -- Luas lahan terbakar dalam bencana Karhutla di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2019 mencapai 857 ribu hektar (ha). Data ini tercatat mulai  yang teridentifikasi dari Januari hingga September 2019.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK )mencatat bahwa luas lahan gambut terbakar mencapai 227 ribu hektar. Karhutla di lahan gambut paling besar berada di di Kalimantan Tengah dengan luasan 76 ribu hektar, sedangkan di lahan mineral terjadi di Nusa Tenggara Timur, seluas 119 ribu hektar.

”Karhutla di lahan mineral terjadi di seluruh provinsi di Indonesia dengan luasan terdampak yang terkecil di Provinsi Banten dengan 9 hektar,” kata Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo.

Jika dibandingkan dengan data terakhir pada akhir Agustus 2019 lalu yang tercatat sampai 328.724 hektar, luas kebakaran dalam 2 bulan terakhir mengalami kenaikan hingga 160 persen.  

Meski demikian, Plt. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Raffles B Pandjaitan mengungkapkan, bahwa luas kebakaran yang terjadi pada tahun 2019 masih lebih kecil dari luas kebakaran yang terjadi pada tahun 2015 sebesar 2.611.411 hektar. “Pada Oktober nanti diperkirakan akan berkurang,” katanya.

Data KLHK mencatat luas karhutla dari Januari hingga September 2019 sebesar 857.756 hektar dengan rincian lahan mineral 630.451 hektar dan gambut 227.304 hektar. Luas lahan terbakar di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) 134.227 hektar, Kalimanan Barat (Kalbar) 127.462 hektar, Kalimantan Selatan (Kalsel) 113.454 hektar, Riau 75.871 hektar, Sumatera Selatan (Sumsel) 52.716 ha dan Jambi 39.638 hektar.

Berdasarkan data KLHK, total luasan lahan hingga September 2019 ini lebih besar dibandingkan luasan karhutla dalam tiga tahun terakhir. Luas karhutla pada 2018 sebesar 510 ribu hektar, sedangkan pada 2016 sebesar 438 ribu hektar.

Sementara itu, Data BNPB per kemarin (22/10), pukul 08.00 WIB mencatat masih terjadi karhutla di sejumlah wilayah di Indonesia. Titik panas atau hot spot teridentifikasi di enam provinsi yang menjadi perhatian BNPB, yaitu Sumsel 153 titik, Kalteng 44, Kalsel 23, Kalbar 5, dan Jambi 2. Data tersebut berdasarkan citra satelit modis-catalog lapan pada 24 jam terakhir.

Agus mengatakan, masih adanya titik panas berpengaruh terhadap kualitas udara di wilayah terdampak. Data kualitas yang diukur dengan parameter PM 2,5 mengindikasikan kualitas pada tingkat baik hingga tidak sehat.

Berikut ini rincian kualitas udara yang diukur dengan PM 2,5 di enam provinsi, yaitu Sumsel tidak sehat (136), Jambi tidak sehat (102), Kalteng tidak sehat (101), Kalsel tidak sehat (60), Riau sedang (27). Hanya Kalimantan Barat kualitas udara menunjukkan tingkat baik (5) meskipun terdapat titik panas.  ”Selain keenam provinsi tersebut, kebakaran juga masih terjadi di kawasan pegunungan seperti Gunung Cikuray, Ungaran dan Arjuno-Welirang, dan Ringgit,” kata Agus.(tau)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X