Nidya Gaungkan Pelestarian Lingkungan

- Senin, 21 Oktober 2019 | 11:56 WIB

Upaya pelestarian lingkungan dan restorasi daerah aliran sungai (DAS), khususnya di Sungai Karang Mumus (SKM) sebagai sumber kehidupan, mendapat dukungan dari anggota DPRD Kaltim, salah satunya Nidya Listiyono dari Fraksi PDI Perjuangan.

 

SAMARINDA-Dukungan bukan sebatas ucapan, kemarin (20/10) Nidya Listiyono menyempatkan ikut dalam kegiatan membersihkan SKM dan penanaman pohon yang dimotori oleh Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM, bersama mahasiswa dan pengajar dari Universitas 17 Agustus (Untag) Samarinda.

“Kami sangat mendukung segala upaya pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon dan pembersihan SKM. Ke depannya, dewan dan eksekutif bisa aktif membantu,” terang Tiyo, sapaan akrabnya.

Kegiatan itu dianggap bisa berkelanjutan, sehingga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan dan sungai di Kota Tepian. “Butuh waktu untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan. Termasuk dukungan dari seluruh pihak, baik pemerintah, legislatif, maupun masyarakat yang tinggal di sekitar SKM,” ungkap Tiyo.

Diketahui, SKM bagian dari DAS Mahakam terletak di Samarinda serta sebagian kecil di Kutai Kartanegara (Kukar). Aliran SKM itu melewati Kecamatan Samarinda Utara dan sebagian kecil di Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda Ulu, Samarinda Ilir, Samarinda Kota, dan Sambutan. Sungai di sepanjang Kota samarinda ini memiliki luas 316,22 km2 atau 31,622 ha dengan keliling 103,26.

Kualitas air SKM disebut-sebut sudah tercemar sedang dan berat. Penurunan kualitas air ditandai adanya parameter yang tidak lagi memenuhi baku mutu lingkungan, seperti total suspended solidn (TSS), dissolved oxigen (DO), biological oxigen demand BOD), chemical oxigen demand (COD) (penelitian Mislan DKK. 2017), sehingga tidak layak untuk air baku untuk diminum.

Pembukaan lahan besar-besaran seperti penebangan liar, pertambangan batu bara, perluasan permukiman, hilangnya daerah luapan air (daerah rawa), okupasi daerah sempadan sungai, masyarakat yang gemar buang sampah ke sungai serta pengelolaan limbah sampah, belum maksimal.

Akibatnya, banjir, pendangkalan sungai, penurunan kualitas air, penurunan keanekaragaman hayati, serta buruknya kualitas lingkungan di daerah permukiman. Kejadian banjir di Sub DAS Karang Mumus meningkat karena meningkatnya jumlah limpahan air, menurunnya daya tampung daerah retensi banjir dan berkurangnya kapasitas sungai dan saluran drainase.

Dari kondisi tersebut, elemen masyarakat, GMSS-SKM dan Sekolah Sungai Karang Mumus(Sesukamu) sejak 2015 bekerja sama dengan berbagai pihak merestorasi Sub DAS Karang Mumus. (adv/hms6/dra2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X