Sepekan terakhir Balikpapan sering diguyur hujan. Sayangnya itu belum berpengaruh pada volume air di Waduk Manggar. Yang terjadi level air kian turun.
BALIKPAPAN—Meski memasuki musim penghujan, ketinggian air di Waduk Manggar belum mengalami kenaikan. Saat ini, level air di waduk yang menjadi sumber utama air baku PDAM Tirta Manggar Balikpapan sisa 8,6 meter.
Level air ini turun 50 sentimeter dibanding awal bulan. Hujan yang turun beberapa kali pada sepekan terakhir tak berpengaruh signifikan. Padahal saat maksimal, ketinggian air di Waduk Manggar bisa mencapai 14 meter.
“Masih turun, belum ada peningkatan jumlah air,” kata Direktur PDAM Balikpapan Haidir Effendi yang dikonfirmasi.
Kendati demikian, diperkirakan kebutuhan air warga Balikpapan hingga akhir tahun masih bisa di-cover. Level air diperkirakan baru akan mengalami kenaikan jelang akhir tahun.
Di tengah kebutuhan air yang terus meningkat, Haidir menuturkan ketersediaan air bersih masih kurang. Kebutuhan air di Balikpapan idealnya yakni 2.000 liter per detik. Hingga sekarang PDAM baru mampu melayani 1.200 liter per detik. Dengan jumlah 101.000 pelanggan eksisting. Bahkan pelanggan akan terus bertambah seiring dengan perpindahan ibu kota baru.
“Kita optimalkan yang ada dulu, mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah untuk menambah waduk,” harapnya.
Ia juga meminta warga bisa menghemat penggunaan air, dan menggunakan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Semisal untuk mencuci, mandi dan saat di toilet.
Sebelumnya, pada Kamis (17/10) pemerintah kota melakukan audiensi bersama Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Kementerian KLHK dengan organisasi pemerintah, dan pemerhati lingkungan. Hadir saat itu Wakil Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud.
Pertemuan itu membahas mengenai pengendalian banjir Kota Balikpapan melalui pengelolaan daerah aliran sungai atau DAS dan metode TRAP (tampung, resap, air dan pelihara). Dalam pertemuan tersebut, tidak hanya membahas mengenai potensi longsor dan banjir. Apalagi curah hujan di Balikpapan mencapai 240 mililiter per detik.
Juga dibahas kemungkinan pembangunan bak-bak penampungan air hujan sebagai pencegah banjir. Ke depan akan dikeluarkan aturan mengenai kewajiban perumahan atau pengembangan untuk membuat penampungan air di tiap rumah (ground tank). Sejauh ini konsep pembuatan ground tank sudah dilakukan dua perusahaan, yakni Living Plaza dan Hotel Platinum. Yang diharapkan bisa diterapkan di perumahan.
Menurut Haidir, selain mencegah banjir, bak yang dibangun bisa digunakan untuk pemenuhan air bersih sehari-hari dan lebih mengefisiensi penggunaan air. Air hujan ini pun aman dari bahan kimia yang berbahaya.
“Bila benar ada pembangunan bak di tiap rumah, tentu membantu efisiensi dan mengontrol penggunaan air pula,” ujarnya. (lil/ms/k18)