Portofolio Calon Menteri Beredar, Ada Said Aqil, Edhy Prabowo hingga Viktor Laiskodat

- Senin, 21 Oktober 2019 | 11:01 WIB

JAKARTA– Presiden Joko Widodo ingin langsung tancap gas bekerja usai dilantik sebagai Presiden bersama wakilnya Maruf Amin. Untuk itu, berbeda dengan periode pertama yang membutuhkan waktu sepekan untuk memfinalkan kabinetnya, kali ini Jokowi menegaskan jajaran pembantunya selesai disusun sebelum pelantikan.Jokowi mengatakan, kabinet akan diperkenalkan ke publik pada pagi hari ini (21/10). "Besok pagi saya kenalkan, karena nanti sorenya, Pak Kyai Haji Maruf Amin harus ke Jepang," ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin (20/10).

Sayangnya, Jokowi belum mau membocorkan soal siapa saja nama-nama yang akan membantunya. Hanya, dia mengisyaratkan akan ada banyak nama-nama baru. "Masih banyak (menteri lama Red) tapi yang baru lebih banyak," imbuhnya.

Soal latar belakangnya, Jokowi memastikan ada dari keterwakilan partai politik, ada juga dari kalangan profesional. Pembagiannya tidak jauh dari yang dia sampaikan sebelumnya. Yakni 16 dari 34 menteri berasal dari partai. "Ya kurang lebih, saya belum hitung tapi kurang lebih," tuturnya.

Lalu, bagaimana dengan nasib Gerindra? Jokowi kembali merahasiakannya. "Besok (hari ini) dilihat," kata mantan Walikota Solo itu.

Meski masih ditutup rapat, bursa nama-nama menteri sudah beredar. Sejumlah nama potensial yang disebut akan melanjutkan kiprahnya. Di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang disebut-sebut naik menjadi Menko Perekonomian, Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, hingga Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Kemudian, ada juga Pramono Anung yang diusulkan PDIP sebagai Mendagri bersaing dengan Bambang Wuryanto, Olly Dondokambey, dan Djarot Saefulloh Yusuf.

Selain nama-nama Menteri, pada hari ini Jokowi akan mengumumkan nomenklatur baru kementerian. "Perubahan nomenklatur ada. besok lah (hari ini)," kata presiden dua cucu tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada dua Kementerian baru yang dibentuk. Yakni Kementerian Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif sebagai perubahan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kementerian Investasi menggantikan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sebagai tumbalnya, ada kementerian yang dilebur, salah satunya Kementerian Perdagangan digabungkan bersama Kementerian Perindustrian.

Selain figur lama, portofolio calon menteri baru kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin juga beredar, kemarin. Salah seorang yang namanya muncul adalah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. Dalam daftar yang beredar di kalangan wartwan, yang bersangkutan menempati pos menteri koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Pos kementerian itu sebelumnya dijabat politisi PDI Perjuangan Puan Maharani yang kini menjabat ketua DPR. 

Dikonfirmasi usai pelantikan presiden dan wakil presiden (wapres) kemarin, Said Aqil tidak mau menjawab gamblang. "Ah saya belum tahu," katanya.

Dia tidak menampik kalau dirinya termasuk salah seorang yang dipanggil menghadap ke Istana Negara baru-baru ini. KH Said Aqil menemui Presiden Jokowi pada Senin lalu (14/10). Tujuan pertemuan, tambah dia, hanya sekedar silaturahmi. Selebihnya juga sharing membicarakan berbagai persoalan kebangsaan. Mulai soal politik, hukum,  keamanan dan persoalan keagamaan. Dia mengaku sama sekali tidak membicarakan soal kursi menteri. "Selebihnya kami ketawa-ketawa. Ketemu kan biasa saja," ujarnya.

Menurutnya, isu nama dirinya yang masuk daftar menteri koordinator bidang PMK hanya versi media sosial (medsos). Dia pun tidak ingin menanggapi terlalu jauh soal isu di linimasa dunia maya itu.

Tetapi apakah siap jika benar-benar diminta sebagai menteri? "Tergantung. Diminta apa tidak," jawabnya pendek.

Dia mengaku siap men-support penuh pemerintahan Jokowi-Ma'ruf lima tahun ke depan. Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan ndonesia adalah mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hal itu, kata dia, sejalan dengan fokus utama pengembangan SDM pemerintah tahun mendatang.

Selain itu adalah penguasaan informasi teknologi (IT). Itu untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Tantangan lainnya berupa  mataknya hoax, hate speech melalui medsos yang membahayakan kerukunan dan mengganggu harmoni sesama anak bangsa. "Maka santri pesantren sedang saya galakan. Bukan hanya ahli agama tapi juga ahli di bidang teknologi," papar tokoh yang ahli filsafat Islam itu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X