Si Anak Penjual Mi Ayam yang Penasaran dengan Angka

- Minggu, 20 Oktober 2019 | 22:29 WIB

Prestasi Albert Marvel Jong berasal dari rasa penasarannya. Rumus dan angka-angka mesti dipecahkan. Pelajaran lain pun diperlakukan sama.

 

DWI RESTU, Samarinda

 

Albert satu dari sekian juara-juara olimpiade tingkat Internasional. Januari 2019 lalu, ia mengikuti ajang Southeast Asian Mathematics Olympiad (SEAMO) di Singapura. 

“Kalau ditanya berapa medalinya, saya enggak hapal. Banyak soalnya," ucapnya. Albert punya ambisi baru. Tahun ini di SEAMO dia hanya mendapatkan medali perak. Itu artinya, ke depan dia harus dapat gold. Targetnya sudah ditetapkan. Olimpiade matematika internasional di Hong Kong.

 “Mencari tahu sampai benar-benar ketemu jawabannya," ungkap siswa kelas VII di SMP Citra Kasih itu. 

Sejak kecil, saat masih di taman kanak-kanak (TK), matematika memang sudah jadi ‘santapan’ Albert. Di usia 5 tahun, dia mahfum beberapa rumus. Dari perkalian, pembagian, hingga yang dewasa pun tak mampu memecahkannya. 

 "Enggak ngerti juga, muncul dengan sendirinya," ucapnya. 

Albert  sendiri lahir di Samarinda, 7 September 2007. Dia anak pedagang mi ayam. Soal biaya sekolah diperolehnya dari beasiswa. Dia tak minder. Justru lebih semangat. Meski prestasi harus diperoleh dengan mengorbankan waktu bermain. 

“Tapi lebih senang belajar sih. Malah enggak punya teman di dekat rumah. Lagian, tetangga sebelah sepi. Sambil bantu orangtua jualan juga," ujarnya.

 Waktu bermain dilakukan dengan bermain gim. Online atau offline. Karena bukan dari hasil paksaan orangtua, Albert mengaku paham kapan harus mengurangi hobinya itu.  “Kalau nilai saya berkurang, artinya main (gim) harus dikurangi. Saya sadar kok," sambungnya.

 Albert tak punya keinginan untuk berpisah dengan matematika. Angka dan rumus selalu membuatnya penasaran. Bertanya kepada diri sendiri saat menemukan soal rumit membuatnya asyik. “Artinya apa?," ujarnya saat ditanya apakah pernah merasa jenuh.  

 Satu hal yang membuat Albert tak ingin terulang. Pernah, saat lomba matematika di Padang, Sumatera Barat, tak bisa diikutinya. Sepele. Saat itu dia makan masakan dengan cita rasa pedas. “Badan saya bermasalah kalau makan pedas,” ujarnya. (rdh/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X