Filza Sigit Pratama, Pemenang Puluhan Lomba Karya Tulis Ilmiah dari Unmul

- Jumat, 18 Oktober 2019 | 13:31 WIB

Mencintai sebuah buku adalah awal mula ia memenangkan kompetisi karya tulis. Dulu menulis sebagai bentuk tugas harian saja. Tak terpikirkan olehnya, kini menulis sebagai simbol usaha kecil memperbaiki negeri. Baik itu bertema fiksi maupun inovasi, Filza Sigit Pratama memiliki kemampuan menggali masalah dan menuangkannya dalam sebuah tulisan.

 

Yulinda, Samarinda

 

"Dulu waktu di asrama, kalau ada salah harus nulis, apapun itu, memang bermulanya dari sana. Aku gak jago buat nulis sejujurnya, dulu ikut lomba juga gak langsung menang," tutur alumnus SMA 10 Samarinda itu. Terus berusaha mengirimkan karya satu per satu, hingga dia tak menyangka menjadi salah satu juara kala itu.

"Pertama kali menang, orang tua pasti senang ya. Soalnya juga kalau daftar-daftar lomba dana dari tabungan saya," ujarnya. Beberapa kompetisi menulis nasional dia ikuti. Terkadang mengharuskan pemenang terpilih untuk pergi ke kota dilangsungkannya presentasi karya. "Kadang memang harus ke luar kota kalau masuk 3 atau 5 besar, semua ya dana pribadi, orangtua pasti bantu juga," lanjut pemuda yang lahir di Kota Tepian itu.

Jika dituntut untuk menghitung olimpiade menulis diikuti, Sigit tidak bisa menyebutkan angka pastinya. “Dari 2011 sudah mulai ikut lomba-lomba menulis, gak cuma karya tulis aja, buat poster juga. Namun, ada 75 perlombaan yang jadi juara, juga sempat ikut lomba yang tingkat internasional di Universitas New South Wales Australia,” jelasnya pemuda yang masih aktif dalam organisasi BEM Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman itu.

Tidak hanya mengikuti perlombaan perorangan tapi juga yang sifatnya berkelompok. Salah satu perlombaan karya tulis ilmiah bertajuk Festival Kemaritiman yang diselenggarakan Universitas Hasanuddin akhir 2018. Sigit bersama dua rekannya berhasil merebut juara dua.

Berkat tulisan tersebut, dia menjadi ketua Maritim Muda Kaltim periode 2019-2020.

Sigit bersama rekannya membuat sebuah proposal dengan tema mengubah air laut menjadi air tawar. Ide itu muncul setelah membaca beberapa berita terkait distribusi air bersih yang masih menjadi permasalahan di Indonesia.

Salah satunya Pulau Tihi-Tihi, Bontang, sebuah desa di atas laut. “Nah, dari situ, proses destilasi kita dengan merancang alat Pacocop, yang sumber energi utamanya cahaya matahari. Nantinya cahaya yang direfleksikan ini akan terpusat ke bagian bawah tangki penampung air laut. Insyaallah, sekitar tanggal 20-an mau diuji coba di Bontang,” ungkapnya.

Ia berpesan satu hal untuk generasi muda dalam memulai menulis yaitu cintailah satu buku. Dari sana, rasa penasaran untuk buku-buku yang lain akan datang dengan sendirinya.  (dns/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X