Jangan Takut Ke Dokter, Cegah Kanker dengan Gerakan Periksa Payudara Sendiri

- Jumat, 18 Oktober 2019 | 12:43 WIB

PROKAL.CO, KUKAR - Angka kejadian kanker payudara masih yang tertinggi dialami perempuan di Indonesia. Lebih dari separuh pasien kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai pusat rujukan kanker nasional menangani penyakit tersebut.

Hal ini terungkap pada sosialisasi deteksi dini kanker payudara dan Training of Trainer (TOT) Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di RSUD AM Parikesit Tenggarong, Jumat (18/10/2019) pagi. Hadir 100 kaum perempuan dari remaja hingga ibu rumah tangga mengikuti sosialisasi ini.

Kegiatan yang diselenggarakan YKPI (Yayasan Kanker Payudara Indonesia) bekerjasama dengan PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) disambut dengan antusias.

Dalam kesempatan ini, dr Abdul Rachman SpB(K)Onk, mewakili PERABOI dalam rilisnya mengatakan sosialisasi ini sangat penting guna menekan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut.

"Saat ini berdasarkan data dari RS Kanker Dharmais (RSKD) sebagai Pusat Rujukan Kanker Nasional, diketahui bahwa 56% pasien yang ditangani oleh RSKD adalah pasien kanker payudara. Dimana 70%-nya diketahui dalam kondisi stadium lanjut,” ujar dr Abdul yang sehari-harinya praktek di RSUD Kabupaten Tangerang.

Menaggapi hal ini, YKPI diwakili Titien Pamudji mengimbau agar pasien kanker payudara bersifat terbuka dan tidak takut memeriksakan dirinya ke dokter.

“Pasien kanker payudara hendaknya jangan menutup diri. Saya seorang survivor, Ketua YKPI Ibu Linda Agum juga survivor, tapi kami bisa sehat sampai sekarang dan masih beraktivitas. Karena kami memeriksakan diri dari awal. Tidak menundanya. Saya harap ibu-ibu juga demikian,” seru Titien yang kini masih berjuang mengalahkan kankernya.

TOT SADARI yang dipimpin oleh dr Hardinah Sabrida MARS ini disambut antusias peserta. Sebelumnya, dr Hardinah menerangkan seputar kanker payudara, penyebab hingga faktor risikonya.

“Jika setiap bulan kita rutin melakukan SADARI kita akan mengetahui ada tidaknya kelainan di payudara kita. Kelainan di payudara itu belum tentu kanker. Jangan panik dan segera periksakan diri ke dokter,” ujar dr Hardinah lagi.

Sri (43) dan Kartini (56), salah satu peserta sosialisasi mengaku sosialisasi dini kanker payudara penting dan berkomitmen akan disebarluaskan pada keluarganya dan masyarakat luas.

“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Saya sekarang mau bawel ke ibu-ibu. Jangan takut ke dokter, mari kita SADARI,” ujar Sri yang menjabat Ibu RT itu penuh semangat.

Sri yang juga membuka warung di kediamanya itu mengaku sempat takut jika ada perawat atau dokter yang belanja ke warungnya.

“Apalagi rumah saya dekat puskesmas. Kalau lihat mereka saya pasti kabur, lemes dan deg-degan. Saya takut karena pernah divonis dokter usianya hanya tersisa 3 bulan karena kanker payudara,” ujar Sri diamini Kartini yang senasib harus dimastektomi satu payudaranya.

Kini, Sri dan Kartini malah rajin mengajak ibu-ibu yang sakit kanker payudara untuk tidak menunda pemeriksaan medis.

“Karena berobat ke alternatif gak sembuh, malah uang habis banyak, ujung-ujungnya ke dokter juga. Dulu kita takut banget sama dokter, sekarang kita jadi sahabat dokter,” tambah Kartini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X