SAMARINDA–Abdullah Sani mestinya berkantor di Kegubernuran Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda. Dia harusnya menempati ruangan Sekprov Kaltim. Jabatan prestisius bagi aparatur sipil negara (ASN) di daerah.
Sayangnya, Sani yang dilantik Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo pada 16 Juli 2019, tak berarti apa-apa saat ini. Dia tak mendapat tempat. Gubernur Kaltim Isran Noor memilih memercayakan jabatan sekprov dijabat pelaksana tugas (Plt) oleh M Sabani. Kursi Sani yang tak jelas berbuntut pada aktivitas harian Sani yang abu-abu.
Sani yang dikembalikan Gubernur ke jabatan lamanya sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) justru tidak rutin berdinas. Salah seorang pegawai DPMPTSP yang ditemui Kaltim Post mengatakan, Sani memang jarang masuk.
“Sudah lama, saya lupa dari kapan. Tapi, dalam sepekan, pasti ada masuk beliau (berkantor). Entah hari apa, yang jelas ada masuk,” ujarnya. Dia juga merasa segan menegur lebih dulu jika bertemu Sani. Kecuali apabila Sani menegur lebih dulu. “Ada rasa tidak enak saja. Walau bagaimanapun, Pak Sani atasan saya. Kalau saya sungkan menegur wajar kan,” singkat dia.
Sementara itu, staf lainnya mengatakan senada. Perempuan yang sudah tidak muda lagi itu menyebut, sejak pelantikan Sani sebagai Sekprov Kaltim, dia jarang masuk ke kantor yang beralamat di Jalan Basuki Rahmat, Samarinda Kota.
Menurutnya, wajar jika Sani jarang terlihat. Sebab, SK Sani dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sebagai sekprov, bukan lagi kepala DPMPTSP. “Saya tidak tahu seperti apa dan di mana sekarang beliau menjabat,” kata dia. Tapi, lanjut dia, Sani masih sering berkunjung ke DPMPTSP. Kadang bertegur sapa dengan pegawai lainnya. Kadang pula masih nongkrong dan bercerita sambil bercanda di kantin DPMPTSP dengan pegawai lainnya.
“Memang tidak tiap hari. Tapi, cukup sering,” bebernya. Selain itu, sampai sekarang Sani tidak pernah lagi memimpin rapat atau mengeluarkan kebijakan. Namun, masih sering memberikan masukan dan nasihat jika ditanya pegawai terkait pekerjaan. “Masukan Pak Sani memang sangat dibutuhkan. Apalagi jika ada hal yang tidak kami mengerti. Terutama terkait tindak lanjut kebijakan dan lainnya,” ungkap dia.
Pegawai tersebut tak menampik, dia sempat mendengar bahwa Sani sempat sakit selama dua pekan. Setelah itu pun, Sani masih sering kontrol kesehatan ke dokter. “Itu informasi yang saya dengar. Yang jelas, Pak Sani masih sering datang ke sini (DPMPTSP), menyapa pegawai. Cuma, tidak setiap hari. kadang dalam sepekan hanya sekali. Itu pun tidak menentu,” paparnya.
Kaltim Post lalu menyambangi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim di Jalan M Yamin untuk menanyakan status Sani, kemarin (17/10). Menurut Kepala BKD Kaltim Ardiningsih, status Abdullah Sani masih sama dengan sebelumnya. Yakni sebagai kepala DPMPTSP. “Sampai sekarang kami belum mengeluarkan SK apapun. Apalagi belum ada perintah dari Pak Gubernur (Isran Noor),” akunya.
Pihaknya pun masih menunggu jika memang gubernur memiliki kebijakan lain. Sebab, gubernur merupakan pejabat pembina kepegawaian di Kaltim. Sehingga, jika memang gubernur memerintahkan, maka pihaknya baru bisa bertindak. “Keputusannya ada pada gubernur. Sampai sekarang, Abdullah Sani masih menjabat sebagai kepala DPMPTSP. Sesuai komitmen Pak Isran yang mengembalikan Abdullah Sani ke jabatan semula. Tapi, gubernur yang lebih tahu,” pungkasnya.
Sementara itu, Sani yang dikonfirmasi Kaltim Post lewat pesan WhatsApp (WA) tak bersedia berkomentar terkait statusnya saat ini. “Maaf, saya no comment,” ungkapnya. (*/dq/riz/k15)
