PROYEK rekonstruksi jalan nasional Samarinda-Bontang-Sangatta belum terpengaruh setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar operasi tangkap tangan (OTT). Meski tersangkut kasus dugaan korupsi, proyek tersebut tetap berjalan (17/10).
Kaltim Post menelusuri jejak proyek jalan di sisi Samarinda kemarin. Tak jauh dari Kebun Raya Samarinda (KRS), terdapat longsoran yang sedang diperbaiki. Proyek tersebut menjadi salah satu bagian pengerjaan yang kontraktornya adalah PT Harlis Tata Tahta (HTT).
Di papan pemberitahuan hati-hati terhadap pengendara, tertulis nama perusahaan yang berkantor di Bontang itu. Kemarin, empat pekerja beraktivitas, melakukan pengerjaan. Dari pantauan harian ini, di lokasi longsor sedalam sekitar 2,5 meter itu, para pekerja memasang rangka besi sebagai pelapis cor. Namun, mereka tak ingin memberikan penjelasan terkait proses pengerjaan tersebut.
Di lokasi lain, ada dua titik longsor. Namun, kondisinya tidak separah seperti yang terpasang papan peringatan pemberitahuan perbaikan. Tak berhenti di proyek perbaikan jalan yang mengalami longsor, harian ini menelusuri hingga Desa Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar).
Dibanding tahun sebelumnya, jalanan menuju Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto memang lebih mulus. Namun, puluhan lubang dengan diameter berbagai ukuran masih “menghantui” pengendara, baik menuju Samarinda atau sebaliknya. Setidaknya, ada sekitar 100 lebih lubang dengan kedalaman 2-5 sentimeter. Meski demikian, lebih banyak jalanan yang dulunya berlubang, ditambal dengan aspal. Sehingga cukup mengganggu pengendara.
Khusus di kawasan Desa Tanah Datar, sekitar 500 meter dari Bandara APT Pranoto, jalan yang dulunya berlubang kini sudah mulus setelah proyek penyemenan.
Harian ini kemarin kembali ke kantor Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Perumahan Rakyat (PUTRPR) Kaltim di Jalan Tengkawang, Sungai Kunjang, Samarinda. Namun, aktivitas di kantor BPJN XII Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Wilayah II Kaltim yang berada di Gedung C juga masih sepi.
Dari luar, tampak di jendela garis khusus layaknya police line warna merah-hitam terpasang di salah satu ruangan, yang diduga menjadi lokasi transaksi. KPK disebut telah menyegel ruangan tersebut. Beberapa petugas keamanan yang bertugas menyebut tak tahu soal kegiatan tim antirasuah beberapa hari lalu menggelar OTT di kantor BPJN XII. (dra/rom/k15)